Perumpamaan Sebuah Pensil

Monday, February 28, 2005

By: NN (280205.07.56)

Pembuat pensil itu menaruh pensil yang baru seleai dibuatnya ke samping sebentar, sebelum ia memasukkannya ke dalam kotak. Ada 5 hal yang perlu kau ketahui,katanya kepada pensil, sebelum kau kukirim ke seluruh dunia. Hendaknya kau ingat selalu pesanku berikut ini, dan jangan sampai lupa. Yakinlah kau bakal berhasil menjadi pensil yang terhebat.

SATU:
Kau bakal bisa melakukan banyak hal besar, tetapi hanya bila kau mau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang.

DUA:
Kau akan menderita tiap kali engkau diruncingkan, tapi kau butuh itu agar bisa menjadi pensil yang lebih baik.

TIGA:
Kau bakal bisa mengoreksi tiap kesalahan yang mungkin kau lakukan.

EMPAT:
Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam.

DAN LIMA:
Pada tiap permukaan di mana kau dipakai, tinggalkanlah jejakmu. Apapun kondisinya, kau harus terus lanjutkan menulis.

Pensil itu angguk mengerti dan berjanji akan mengingat nasihat tersebut. Dan memasuki kotak yang akan dieksport itu dengan suatu tekad kuat dalam hatinya.

Bertukar tempatlah dengan pensil itu; ingatlah nasihat yang sama tadi dan yakinlah, kaupun pasti akan berhasil menjadi orang terbaik.

SATU:
Kau bakal bisa berbuat banyak hal besar, tetapi hanya apabila kau membiarkan dirimu berada dan dipegang dalam tanganNya, serta mengizinkan orang lain mengakses talenta yang kau miliki.

DUA:
Engkaupun akan menderita saat diruncingkan, yaitu dalam proses melewati macam problema hidup, tapi kau butuh itu agar jadi lebih kuat.

TIGA:
Kau bakal mampu memperbaiki kesalahan apapun yang mungkin kau lakukan.

EMPAT:
Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam, yakni hati nuranimu.

DAN LIMA:
Dalam setiap peristiwa dan lembaran hidup yang kau jalani, kau harus meninggalkan jejakmu. Tak peduli bagaimanapun situasinya, kau harus tetap melanjutkan tugasmu.

Dengan mengerti, menghayati dan mengingatnya, marilah kita lanjutkan
hidup kita , berbekalkan suatu tujuan untuk memberi arti bagi hidup kita.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/28/2005 07:57:00 AM - 0 comments

Chemistry .....

Sunday, February 27, 2005

By: Sam ( 270205.20.51)
Viction:

Tak jarang aku hanya bisa tersenyum getir setiap beku dalam hubungan cintaku mulai terasa. Aku tak menginginkannya.... bahkan bila kehendak hati dikabulkan kumau kesederhanaan cinta cepatlah diwujudkan. Bertemu, mengenal bersepakat dan memulai kebersamaan.... terbayang ketentraman yang bersama dijalankan. Namun kadang hati tidaklah demikian. Tak jarang ego, hasrat bahkan ketakutan saling bertaut membentuk simpul mati yang tiada berujung. Hanya keruwetan yang ada dan tampak.

Aku pernah mendengar kata ”cinta itu mudah“ bahkan aku telah mendifinisikan nya dalam satu kesederhanaan. Tak menetapkan kreiteria berbelit bahkan mau bercermin bahwa diri inipun jauh dari kata sempurna. Tapi kembali. Itu tidak mudah ( meski aku lebih suka menyebutnya belum beruntung). Ah.....

Tak jarang aku terkekeh membaca teori cinta. Disarankan untuk tidak mencari bayang kita. Karena setiap wanita adalah satu pribadi yang jelas bukan seperti kita. Jangan harap mereka akan berbuat dan mencinta seperti yang kita lakukan. Karena mereka beda.

Ku ingat pernah kenal dengan wanita yang menarik, cantik dan persyaratan fisik seakan terpenuhi. Dan lebih lagi dia berbeda dari diriku. Hoby, interest juga pandangannya. Dan yang kutemui ... begitu hampa jadinya. Seakan kami berjalan ke arah yang beda. Kupertanyakan apakah artinya hubungan tak sejalan ini.

Berapa bulan kemudian aku takjub karena mendapatkan teman dekat yang sedemikaian mirip diriku. Sistematis, logis, simple dan mencoba selalu berusaha berfikir positif. Kesukaannyapun seakan sama masak, makan bahkan tenis! Tapi rupanya ini taklah cukup. Ego kami seakan tak mau saling terkalahkan. Apa jadinya ada 2 nahkoda!

Aku bagai minum secangkir kopi pahit mengingat kedua hal itu. Meski pahit namun tertelan juga sedikit demi sedikit. Apakah aku cukup extrem dengan semua ini sehingga tak cukup berhasil. Ataukah sebenernya bagi aku cinta itu adalah suatu chemistry?

Ku kembali ingat sahabat lamaku..., dia membuatku tersenyum. Aku tak pernah memikirkan bahwa hubungan kami akan lebih serius dari seorang sahabat. Bahkan mengandaikanpun tidak. Kembali aku ingat betapa indahnya hal-hal kecil yang tercipta diantara kami. Sering kali BerSMS diwaktu bersamaan dengan pertamyaan yang ampir sama, ada disaat kubutuhkan dan mendengar disaat keluh ku kesahkan juga berbangga saat keberhasilan ada bersamaku. Seakan ada ikatan kecil dalam pengertian ... yang tak butuh penjelasan.

Apakah demikian halnya arti cinta itu. Bukan hasrat untuk mengukuhkan arti memiliki. Namun lebih dari itu ... menjawab arti kata memahami. Mengikatkan erat satu ikatan batin. Satu Chemistry....

Kuingat kembali dia .... kembali membuatku tersenyum.

Bila akhirnya memang ini arti satu cinta untukku. Kuharap dia masih disana, berdiri tanpa seorangpun disampingnya. Hingga satu ketika aku bisa menghampirinya dan berjalan di sisinya.

Dia kembali bisa membuatku tersenyum.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/27/2005 10:11:00 PM - 3 comments

Jebakan Mailbox

By Sam (270205.13.41)

Seringkali aku memperoleh sms dari no 222 yang mengabarkan ada pesan mailbox. Pesan inipun makin sering sejalan dengan sifat lupaku untuk membawa hp. Bukannya sengaja tapi … ketinggalan. Saat mailbox kudengarkan banyak diantaranya bukanya pesan penting. Tapi terjebak! Seperti:

“Halo… loh…halo..kok begini”
“Sam tahu nggak loe kalau..eh.. dengerin. Eh serius loe! Gila mailbox lagi!
”Jangan main-main deh. Loh ini malibox toh...sialan?“
Dan prosentase terbanyak adalah kosa kata indah preman pasar!
Aku tak menyalahkan. Bahkan Ugiek temenku di surabaya selalu tanya terlebih dahulu ”Asli atau bukan?“ setiap telpon.

Ada apa dengan Voice mailboxku hingga heboh gitu?

“Halo… (5 detik kemudian) ya, sory saya tidak ada ditempat. Saya akan menghubungi anda lagi ya….!

Rupanya awal pesan itulah yang mengecoh! Tak sengaja. Tak mungkin! Mengapa? Karena aku pernah mendapatkan yang lebih menyedihkan lagi, begini:

”Halo, eh tunggu ya.... (10 detik kemudian) aku gak ada ditempat lho, masih mau nunggu gak?“ .....nadanya merajuk

Telak !

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/27/2005 10:09:00 PM - 1 comments

Pembajakan Usai Sholat Jum’at

By: Sam (2700205. 12.34)

Segera aku kaitkan tanda pengenal tamu di kalung IDku setelah ditukar dengan ID kantorku. Satu prosedur standart awal yang harus aku lalui untuk bisa mengikuti sholat juma’at di gedung BRI pusat ini. Merepotkan memang! Terlebih melihat pengaturan tanda pengenal untuk masuk gedung ini sama sekali tak efektif. Bukan saja sistematika peletakannya yang menyulitkan saat pengembalian tapi juga kegunaannya. Formalitas…. Tapi bagaimana lagi. Satu-satunya tempat yang menyelenggarakan sholat jum’at di blok ini hanyalah disini. Setidaknya hanya disinilah sholat jum’at bisa begitu tertib. Dan keberadaannya di lantai 21, dipuncak mungkin bisa membuatku lebih dekat lagi dari Tuhan! Aku tak punya pilihan….meski aku phobia ketinggian.

Untuk menuju ruang serba di lantai 21 tidaklah sederhana. Sepertinya mudah karena ada 6 lift yang tersedia disana. 3 tahun aku telah hapal. Lift pertama “director only”, lift ke 4 “horror” (kapasitasnya amat sangat sedikit dan suka memberi bonus berupa tinggal di lift lebih lama karena macet) selebihnya 4 lift yang bisa diandalkan. Itupun kalau tidak dalam keadaan “underconstruction”. Ke 4 lift ini pula yang suka kucing-kucingan. Selain di lantai satu, tak ada indikatornya dimana lift ini berada. Hingga seringkali lift 3 lampu indikatornya menyala tapi tiba-tiba mati dan malah lift ke 2 yang terbuka. Belum lagi suara gaduh lift saat berjalan membuat phobiaku makin tak tertahankan. Tak apa mungkin jalan menuju keimanan perlu satu ujian.

Di atas semuanya terasa terbayar. Aluanan adzan disini adalah yang terbaik dan terindah yang pernah aku dengar. Penceramahpun bukan penceramah “biasa”. Bahkan mungkin disinilah sholat Ghoib banyak dilakukan. Hampir tiap selesai juma’atan!

Modus pembajakan lift akan terjadi saat selesai sholat. Biasanya orang-orang akan menyerbu lift terdekat, di lantai 20. Tak terbayang bila hanya ada 4 lift yang aktif untuk menurunkan ratusan jemaah. Belum lagi ada tabiat unik dari lift-lift ini. Mereka tak akan sampai di lantai 20 bila salah satu dari mereka sudah sampai disana. Nah! Bersiaplah jamuran bila tak pandai membajak.

Langkah pembajakan yang cukup sederhana ini telah menjadi modus beberapa orang termasuk aku. Biasanya kami turun secepatnya lewat tangga hingga lantai 16. Menunggu lift disana. Biasanya akan ada nada lift dari bawah. Bila telah mendapatkannya segera kami berebut masuk dan merapat didinding. Bukan hal yang diharapkan bila harus tereliminasi dari lift karena over weight. Sering kali kami beruntung lift kosong dan begitu masuk langsung meluncur kebawah. Rasanya tak adil memang ... tapi bagi siapa?. Ada kalanya kami tak beruntung karena lift dari bawah telah berisi anak-anak SMA yang entah mimpi apa suka melakukan jum’atan disini dan mereka membajak lift lebih bawah lagi. Dan begitu riangnya mereka yang telah membuat lift penuh berteriak ”anda kurang beruntung“ !

Belakangan aksi pembajakan ini makin ketat dan merajalela. Lantai 16 tak lagi sekosong biasa. Maka pandai-pandailah menebak lift mana yang akan terbuka, secepatnya merapat ke dinding jauhi pintu lift selagi mungkin. Bila tidak kata kata“ maju dikit, maju dikit, maju dikit“ akan nyaring di telinga kita hingga kita bener-benar maju dan keluar dari lift. Tereleminasi dan termalukan!

Janganlah sesekali mencoba masuk ke lift yang penuh. Lift-lift ini takkan bersuara bila over weight hanya akan mogok menutup. Orang-orang dalam liftpun akan terdiam dalam keadaan begini. Membiarkan mangsa masuk dan membiarkan mangsa tahu sendiri kalau itu over weight. Salah tingkah adalah yang diharapkan. Dan tawapun akan meledah begitu mangsa keluar dengar muka udang rebus.....

Duh sepertinya kami lupa kalau baru saja membersihkan dosa! ....

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/27/2005 10:05:00 PM - 1 comments

Check Sound

Monday, February 21, 2005

By: Sam (200205.21.18)

Yuda sobat tenisku pernah tak percaya bahwa banyak temen baikku justru berasal dari internet. Mungkin dia lupa bahwa dia dan 3 temen lain yang tergabung dalam tennis inipun karena internet.

”Tahu nggak Sam, gue masih tak bisa berfikir bagaimana bisa“ Timpalnya saat kami semobil pulang latihan. ’bisa jadi khan kita akan bertemu dengan the wrong person!“

Aku bisa ngerti kekawatiran itu. Taklah semua yang online di dunia maya ini baik. Tapi buka pula sebaliknya. Semuanya buruk! Mungkin aku bisa dikatakan beruntung menemukan sobat-sobat yang luar biasa. Aku hanya percaya pada proses. Selama dilakukan dengan tulus buahpun bukan busuk yang tertuai. Dan aku hanya sekedar mejaga pertemanan yang telah ada. Yang terakhir tersebut adalah bagian yang tersulit!

Banyak cerita unik perkenalanku dengan sobat-sobatku. Tak etis menyebut nama ... tapi kuyakin ini bisa menjadi ingatan yang indah perjalanan persahabatan kami. Sayang bila hanya kusimpan.....

Paling unik adalah perkenalan dengan sobat perempuanku di Surabaya. Dia selalu mengklaim bahwa perkenalan kami di pesawat. Meski itu pesawat telpon sebenarnya, untuk urusan kantor! Lebih dari satu tahun kami hanya bertelepon dan segala kiriman hanya dilakukan lewat pos. Sampai kue sekalipun.

Keberadaan internet tak hanya memberi hal positif karena mampu mendapatkan teman sebanyak mungkin. Tapi juga satu kekurangan karena tak pernah bercakap dengan suara. Hingga tak jarang kalau persahabatan kami telah berbulan namun tak sekalipun pernah mendengar suaranya. Messenger dan email sebagai gantinya. Hp atau Telpon.. taklah. Aku tak begitu suka memberikannya di awal kenal.

Di beberapa sobat yang telah berbulan kenal tergelitik juga sekali waktu mengetahui suaranya. Check sound begitu aku sebut!.....

Sobat perempuan lain yang ada di surabaya hampir tak kenal siapa aku hingga aku menanyakan soal masakan yang jelas specifik mengacu ke aku .... Surprise suaranya indah dengan khas surabayanya. Begitu juga sobatku di Malang...kembali surprise lembutnya jauh dari photo yang ada di friendster. Juga sobatku di Malaysia. Wow ..macan KRL Jabotabek cepetnya. Lebih surprise lagi temen tenisku yang paling gede. Surprise karena suaranya seperti daihatsu panther ”nyaris tak terdengar“. Atau Teman blogger yang kebetulah salah sambung pencet nomornya. Super surprise …. kencengnya !!! duh hahaha.

Mungkin sebaliknya bagi mereka suarakupun juga begitu surprising! Suara besarku jauh dari gambaran bahwa sebenarnya aku ” tidak besar !”

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/21/2005 07:47:00 AM - 1 comments

Nada Sambung = Salah Sambung

By : Sam (200205.13.23)

Rapat beberapa konsultan minggu lalu di Swisscontact terlihat aku sama sekali tak bisa konsen karena beberapa pekerjaan di ambang date line. Berulang kali Bu Nuning dari LPM Juanda bogor melirikku ditengah omongannya.

”Napa mas, patah hati?, kok kosong gitu!“

Hah, batinku terkejut!

Sobatku Citrapun tak kalah sengit membahasnya di telpon.

”Kamu ini kenapa tho Pak? Mendayu amat“

Ku tak lagi ber-Hah namun berbahak begitu beberapa teman mulai komplain soal nada sambung yang bener-bener membuat salah sambung ini. Salah sambung dengan apa yang mereka pikir dan yang kurasa saat ini.

Bukan tanpa alasan bila bulan ini aku pilih lagu ”sedih tak berujung ” nya glen Fredly. Bulan lalu milik Josh Groban, sebelumnya Marcell dan sebelumnya...aku tak ingat! Semula mau isi dengan lagu Valentine mumpung Februari tapi ”Norak!“ begitu sobatku Rudi mengkritik dengan pedasnya. Akupun tertawa dengan kekonyolan ini... Jadi kupilih Glen yang notabene sangat bertolak belakang dengan semangat Februari tak mengapa. Seperti halnya lagu lain yang kupilih. Semua ada di ”list Song“ di Nav-nav atau Happy ppuppy karaoke. Lagu-lagu yang cocok dan recomended untuk dilagukan. Setidaknya bagi suaraku yang tak pernah bisa lari ke Alto!

Untuk sekedar menghibur penelepon nomorku, aku berepot diri dengan lagu-lagu ini. Pandainya telkomsel memberikan fitur-fitur unik begini untuk mengekang pelanggannya berpaling pada provider lain. Repotnya menjadi taklah lengkap tanpa fitur ini.

Memang kadang apa yang kita pilih dan tampilkan adalah cermin tampilan diri dan rasa kita. Namun tak jarang itu adalah topeng-topeng kecil untuk menutupi diri kita sebenernya. Taklah perlu memperdebatkan kesalah sambungan ini selama masih ada satu penjelasan untuknya …… Nikamati saja nada sambungnya.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/21/2005 07:46:00 AM - 1 comments

Griya Tawang (Penthouse)

By: sam (200205.12.49)

Sesiang ini cuma televise teman berkomunikasiku. Sepi ... senyap sama sekali tak mengganggu. Sepertinya saat saat begini begitu sulit dicari. Dihari biasa aku bisa lebih dari 18 jam untuk sekedar bercakap, memerintah, marah, menggerutu, juga terbahak dengan suara mulutku. Baik juga sesekali terdiam mengistirahatkan suara dan mulut supaya tidak terlampau kapalan karena sering digunakan. Biarlah pikiran dan hati yang tetap bekerja.

Ada yang menarik saat remoteku tertekan di chanel Metro TV. Tertayang mengenai griya-griya tawang yang amat sangat mewah di berbagai belahan dunia. Mulai dari adanya kolam renang transparan di atas ruang tamu, penggunaan teknologi pintar, interior jaman rococo baroque hingga griya tawang khusus untuk pasangan bulan madu..wah.

sungguh kontras saat remoteku berada di TransTV. Tersiar adanya suku Da’a di pedalaman Sulawesi Tengah. Mereka pun telah mengenal griya tawang terbukti dari perkampungan mereka yang menempatkan rumah-rumah mereka berada diatas pohon. Sederhana bahkan justru merepotkan. Meski kedua griya tawang tak bisa dibandingkan namun dalam fungsi tetaplah tak beda. Dasarnya berteduh adalah hal utama ... disaat tuntutan dan kemajuan telah sejalan estetika dan prestisepun menjadi lebih penting....dan diagungkan.

Bisa jadi ini cibiranku akan kemewahan griya tawang karena aku tak berada di sana ... di griya tawang. Melainkan baru tahap menerawang sebuah griya!.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/21/2005 07:45:00 AM - 0 comments

Anna Cafe

By: Sam ( 190205.20.07)

Belakangan kesempatan makan dirumah agaklah jarang. Bukan saja karena kami pulang makin larut tapi juga beberapa teman datang ke jakarta dan sebagian karena undangan. Ujungnya makan di cafe adalah pilihan. Taklah sulit menemukan tempat makan karena aku sendiri suka untuk explore dalam hal satu ini. Beberapa temen malah agak dipusingkan dengan seleraku akan makanan, bukan masalah dimana harus makan tapi bagaimana soal rasa. Dimengerti ... meski super dalam hal makan tak pernah berat beranjak dari 55 Kg! Malah karena dikantongku ada sederet resto & cafe juga kaki lima ”black list“ kadang aku lebih suka memasak sendiri.

Yasu dan keiko malah contoh dari teman Jepangku yang paling mudah dalam urusan makan. Makanan Indonesia cukup bisa diterima lidah mereka dengan penuh selera. Sup buntut cafe bogor, bothok plus ayam goreng suharti, tempe tahu penyek wong solo, cah kangkung bungan pepaya camu-camu bahkan lalapan di Dapur sunda. Berbalik dengan aku yang justru lebih suka makanan mereka daripada makanan western. Tak masalah meski mentah yang penting segar dan bersayur! Selera kanibal begitu salah seorang teman menjulukiku. Akupun tergelak.

Satu keinginan untuk bisa membuka sebuah resto yang berselera dan cozy dengan stylenya yang khas. Anna Cafe menjadi inspirasiku.

Anna Cafe... sebuah cafe dengan halaman luas berarsitekturkan deco dengan cat putih di jantung kota bangkok. Sony teman kakakku saat SEAYP 91 yang membawa kami kesana 2003 lalu. Interiornya cukup sederhana dengan taman anggrek di pationya. Yang menarik justru photo-photo kuno gambar cinta Anna dan Raja Thailand di erra abad 18 –an yang kental sebagai tema. Memasukinya terasa kembali bernolstalgia layaknya film “Anna & the King” Jodie Foster & Chow Yun Fa. Romatic…..

Bukan itu saja.. makanan yang terhidang benar-benar disajikan dengan style yang beda. Tidak saja pada piranti makannya namun juga bagaimana menyajikannya. Sederhana namun cukup berkelas dan memberi pengalaman tak terlupa. Terlebih lagi rasa yang terhidang demikian memanjakan.. Saat pulangpun taklah terperanjat dengan bill yang disodorkan.

Bisnis resto berhasil karena rasa atau suasana...tapi Anna Cafe telah memberikan keduanya.

Mmm mungkin bila ingin nama tema seperti Anna Cafe ... Roro Mendut Cafe sepertinya tepat dan ada kesamaan kisah cintanya meski berbeda endingnya. Masalahnya kini…. Adakah photo Roro Mendut yang bisa di pajang? Siapa yang pernah memotretnya? Bahkan kutak tahu apakah dia bener-benar pernah ada!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/21/2005 07:43:00 AM - 0 comments

Komunikasi Meja Makan

By Sam (080205.21.45)

Tak lebih dari seperempat jam sapi lada hitam dengan brokoli selesai aku masak. Aku bukanlah orang yang cukup sabar dengan kerumitan masakan hingga harus menunggu berjam-jam matang hanya untuk 5 menit dimakan. Mubazir! Secepat itu pula aku atur meja makan dan terakhir kutuang jus buah di gelas berkaki.

”Special amat“ celetuk mbak Ida. Sahabat kami yang baru datang dari surabaya untuk tinggal beberapa minggu di rumah mungil ini.

“Asyik juga nih!” Timpal puput sepupuku yang secara kebetulan datang dari jogja dengan waktu yang hampir bersamaan untuk test wawancara esok.

Sementara di ruang keluarga kakak laki lakiku hanya tersenyum mendengar ucapan mereka. Dia tahu betul aturan apa yang aku maui saat makan. Mungkin benak Mbak ida dan puput mempunyai pikiran yang sama. Sarapan pagi ini secara special untuk menyambut kehadiran mereka. Menyambut sentuhan wanita bagi detak rumah ini.

Menyambut mereka adalah benar tapi bukanlah satu hal special bila harus duduk bersama saat makan! That the rule !

Seperti sebuah acara B. Smith yang penuh inspiratif di Metro TV “whatever you do, doi it with style” mungkin seperti itulah di benakku saat di meja makan. “apapun yang kau makan makanlah dengan style!” Ufff.

Bukanlah dengan duduk manis dengan punggung tegak, pakaian formal, mulai dengan salad dan diakhiri dengan desert. Bukan.....!!! Bukan pula duduk manis dengan piring ditangan sementara mata asyik menatap layar kaca layaknya sebagaian besar keluarga di negri ini. Asyik dengan benak masing-masing bukan apa yang tersantap. Tidak …. aku pilih yang lebih sederhana.

Duduk bersama, menikmati makanan, berbincang dan berbincang.... tentang apa saja. 24 jam waktu kita. Waktu yang ternyata lebih banyak habis untuk diri kita dan orang lain. Bukan dengan orang orang yang justru setiap hari bersama kita.... di rumah yang sama.

Makanan adalah energi bagi raga, mengapa tidak sekalian kita cerna vitamin untuk jiwa bila kita bisa lakukan secara bersamaan. Makanan bukanlah hanya sesuatu yang tersantap lebih dari itu, ikatan bisa terbentuk darinya .... hanya perlu usaha kita untuk sekedar duduk bersama, menyatukan pikiran dan memperbincangkan hari hari kita.

Pagi itu makanan telah usai tak tersisa. Kami berempat masih melekat di kursi meja makan. Sepertinya kami memang telah terikat. Hari-haripun masihlah kami perbincangkan...hari lalu juga mendatang.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/21/2005 07:38:00 AM - 1 comments

Gebrakan Tennis Guys

Wednesday, February 16, 2005

By: Sam (160205. 09.46)

Usai sudah gathering anggota Mailist MHI di La Forca 2 pekan lalu. Photo dan cerita juga telah usai dibahas. Namun gelak semangat barulah dimulai. Semangat kumpul bareng, basket bareng, sepak bola bareng, fitnes bareng dan seabrek ide kebersamaan lainnya. Bisa jadi ini karena setelah gathering masing-masing anggota telah kenal, Namun jauh dari itu sepertinya Group Tenisku seakan memberikan aura inspirasi dari rencana kebersamaan ini.

Kekompakan kami di tenis dan di beberapa kegiatan diluar itu demikian kental dan terasa. Bagai kami pribadi sebenarnya hal ini bukanlah hal istimewa... wajar!. Kami hanya berusaha menjaga apa yang sudah terbentuk. Dengan saling suport dan membuat kegiatan lain di luar tenis hingga tetep bisa enjoy dan berfikiran positif. Berusaha untuk tak sekedar menjadikan anggota sebagai sekedar teman berkeringat tapi juga sahabat. Sahabat untuk saling belajar dan membangun jaringan.

Aku optimis sekali bila kebersamaan dalam berbagai kegiatan ini bisa jalan pasti akan lebih menyenangkan. Saling bertanding meningkatkan adrenalin dan komunitas yang terbentuk akan makin panjang kali lebar. Tak ada yang di kawatirkan adanya group-group baru ini. Malah sebaliknya rasanya terselip satu kebanggaan bahwa kami bisa jadi “Inspiration”

Thanks to you, guys!....
Derry, Edwin, Arik & Yuda…. Tetep kompak githu loh! kekekeke

mhI-Tennis@yahoogroups.com

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/16/2005 10:31:00 AM - 0 comments

Dikala......

By: sam (160205.09.11)

Ada kala hidup menempatkan kita pada cinta superior, tidak saja kita mendapat peran untuk mampu mengejar cinta namun juga untuk menolaknya. Semangat adalah api yang panas membakar, tak ada kata untuk ditolak kecuali menolak.

Tapi tak jarang hidup menempatkan kita pada cinta inferior, tidak saja kita begitu tertatih untuk mengejar cinta namun juga terbentur pada penolakan. Semangat tak ubah bagai lilin yang terus mencair terkena bara, tak ada kata diterima apalagi menerima.

Indahnya cinta Kala berada dalam kesetaraan, saling membutuhkan juga mengisi. Tiada kata yang tak terasa manis dan tak ada waktu yang terasa sepi.

Hancurnya cinta kala tak berada dalam kesetaraan, membutuhkan dalam tak kesampaian, mengisi hanya sebagai luapan. Tiada kata yang tak terasa kelu dan taka da waktu kecuali sepi.

Banyak hati yang dibalut dan dibekukan dari cinta karena takut kembali tertusuk dan luka. Mengapa?......

Hati bukanlah sekedar daging yang hanya bisa dilindungi untuk tidak luka dan segera disembuhkan. Lebih dari itu dia punya nurani untuk bisa melihat dan belajar. Menegarkan diri dan berbijak menghadapi cinta lain di depan. Bukan makin diisolir dari derita lalu hingga tak lagi peka.

Peka dalam menerima rahmat ….. Cinta.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/16/2005 10:27:00 AM - 1 comments

Hanya Kubangan!

Tuesday, February 15, 2005

By: Sam (150205.18.36)

Ritual hari ini tak beda dengan kemarin juga dengan hari hari yang lalu. Keluar rumah pukul 6.30, memperpanjang tidur di mobil dan akan terbangun saat ada pemeriksaan mobil, begitu memasuki area gedung. Kadangpun ini sama sekali tak menggagu tidurku karena para satpan biasanya enggan memeriksa mobil bila antrian pagi demikian panjang. Cukup diintip!

Namun hari ini beda. Beberapa kali aku terbangun aku dapati mobil taklah jauh bergerak. Siaran radio sengaja diperbesar untuk memastikan ada apa di depan sana sehingga kemacetan sudah mulai lebih dari 7 km. Taklah jelas, yang pasti kemacetan bermuara di terowongan kampung melayu. Bisa kubayangkan masih 5 km lagi! Mobil tak ubahnya seperti siput.

Mataku sudah tak bisa terpejam lagi, mestinya waktu satu setengah jam ini aku sudah berada dikantor. Ber hai dengan teman2 diujung komputer disana lewat yahoo mesenger. Atau setidaknya sibuk menjadwal prioritas kerja hari ini. Radio terus berkicau mengenai komentar beberapa pengendara yang sebagian besar melewati rute ini. Mulai dari keluhan himbauan hingga ejekan, kepada siapa lagi kalau bukan Pemda DKI.

Dijakarta seperti halnya bersantap simalakama setiap harinya. Berkendara makin macet, naik publik transport tergencet. Tak pernah ada pilihan yang melegakan. Sudah pasti umur habis di jalan. Kupikir mungkin akan lebih berhemat bila punya mobil karavan. Pagi sopir bisa mengantar, sementara di karavan kita bisa memulai aktifitas. Mulai dari mandi, sarapan, nonton TV sejenak atau bereproduksi lebih dahulu. Efisien tentunya!

Kubayangkan kapan jakarta akan seperti singapura. Dimana kemanjaan diberikan kepada penduduknya. Tak perlu cemas dengan barang dan perhiasan yang kita pakai saat bepergian dengan bus atau MRT. Tak perlu pula memburu angkutan dan berjuang dalam himpitan. Setidaknya penduduk cukup dimanusiawikan dengan angkutan yang layak. Tak hanya sekedar kaleng berasap yang bergerak.

Ahh ..... akhirnya mobil mendekati terowongan kampung melayu setelah hampir 2 jam tersendat. Aku bertanya tanya ada kendaraan mogokkah?, kecelakaankah? Atau pekerjaan umumkah? ..... ya Allah semua itu tak ada!

Kulihat kubangan air bekas hujan semalam jadi biang keroknya .... duh gusti! Konyol sekali !

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/15/2005 05:09:00 PM - 0 comments

Be My Val …!

By Sam (140205.18.56)

Sederet kata sederhana ini tak pernah aku dengar demikian juga ucapkan. Terakhir 8 tahun lalu. Sewaktu cinta di berada disaat yang salah. Dalam kenaifan. Hari ini sepertinya ucapan itu menjadi sangat wajib dan sakral. Setidaknya bagi yang tidak jomblo. Warna pink berada di mana mana. Agak menyebalkan mata mungkin bagi aku yang anti warna soft ini. Tapi itulah gambaran cinta. Lembut dan menyentuh. Hari ini layaknya surga bagi pemuja cinta.

Bagi aku, hari ini taklah beda dengan 363 hari lainnya. Malah bisa jadi valentineku jatuh pada hari rabu, sabtu ato mungkin jumat, Bisa pasaran pon wage malah kliwon. Tidak setahun sekali bahkan mungkin 3 hari seminggu, 25 hari sebulan atau mungkin 364 hari setahun…Utuh.

Pernah ku bilang kasih bukanlah mengenai hal-hal yang besar. Namun hal-hal kecil yang diberikan setiap hari. Yang dikumpul dan disemai hingga menjadi hal yang besar. Bukan sebaliknya

Tapi itulah budaya pop yang berkembang, seakan dihembuskan bagai keterbelakangan bila tak berucap valentine, tak mengirim bunga juga membeli coklat. Apalah itu …. mungkin ada baiknya kita mengingat valentine … mengingat kasih sayang.

Setidaknya setahun sekali kita mengucapkan kata CINTA … daripada tidak sama sekali!!!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/15/2005 05:04:00 PM - 0 comments

Surat Cinta Untuk Jiwa

Monday, February 07, 2005

By: Unknown
Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri serta sahabat-sahabat tercintaku yang insya Allah tetap mencintai Allah dan rasul-Nya diatas segalanya, karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain-Nya, yg mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yg terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu diruang hatinya yg kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasan. Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan karena hal yg dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku yang mulai lelah menapaki jalan-Nya ketika seringkali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruh-ku dan ruh sahabat-sahabat tercintaku yg mulai terkikis oleh dunia yg menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yg dinikmati, lalu dimanakah kejujuran diletakkan?? Dan kini terabaikan sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah rutinitas belaka, saat fisik dan fikirandisibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yg semu. Coba lihat sana! Hatimu menangis dan meranakah??!

Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri sahabat-sahabat tercintaku yg sombong, yg terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yg membuat kita lebih dihadapan-Nya selain ketakwaan. Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewatkan begitu saja, saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, dan tiada merasa berdosa ketika menzhalimi diri sendiri dan orang lain.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yg masih memiliki cahaya mekipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hinggaia dapat menerangi wajah-wajah disekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya

"Ya..Allah yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada agama-MU, pada ta'at kepada-Mu dan da'wah dijalan-Mu"

Wallahu'alam bishowab

NB : Semoga bisa membangkitkan iman yang sedang mati atau 'jalan ditempat', berdiam diri tanpa ada sesuatu amalan-pun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat-sahabat tercintaku..... ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani dikala hati "lelah".

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/07/2005 11:11:00 AM - 2 comments

SMS Singkat

Sunday, February 06, 2005

By Sam (050105.23.52)

Kutulis sms singkat pada sahabatku wanitaku tentang penyesalanku karena tak bisa menghadiri pernikahannya di luar kota malam ini. Meski telah kukirimkan Kado lewat jasa kurir cepat namun itu tak bisa menggantikan arti satu kedatangan. Bukan karena hal pribadi sehingga keengganan datang terputuskan saat last minute.... ini masalah klasik. Pekerjaan. Maaf!!!

Ku tak ingin memperbincangkannya di telpon malam ini. Kubayangkan betapa repotnya persiapan dia dan terlebih lagi kutak ingin merusak mood dan satu memberinya satu perdebatan. SMS sepertinya memang tepat untuk ini.

Kuingat dia pernah tanya ”Kapan menyusul“

Haha lebih terdengar seperti ”Tersusul ya!!!“

Bulan ini 3 orang sahabat menuju pelaminan. Dan aku masih duduk dibaris undangan!!!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/06/2005 01:27:00 AM - 1 comments

Waktu Itu Tak Pernah Kembali

By: Sam (050105.23.26)

Kurenungkan saat sekian lama berjalan dan menengok kebelakang. Coba kusisihkan syukur, untuk menakar seberapa berat penyesalanku. Kudapati diriku tak mampu memikulnya. Tak saja berat karena kata sesal tapi juga kata bagaimana tertebus. Karena semua terkurung dalam satu kalimat singkat ”sudah terlambat !!!“.

Sesalku bukan tertaut pada kehidupan mana aku di letakkan dan langkah apa yang telah terlalui. Karena keduanyalah yang menentukan takdirku kini. Namun justru terpasung pada adanya ”kesempatan“. Waktu, tempat dan usaha yang kadang tak mendukung satu kesempatan bukan saja untuk terwujud bahkan hanya sekedar datang.

Iri.... tak layakkah aku bila mampunyai rasa ini?

Membeku? Tidaklah bijak bila ini terjadi pada otakku. Aku ingat sekali dengan bait singkat yang kutuliskan pada souvenir kecilku bagi Keiko, sahabatku dari jepang saat berkunjung awal tahun ini.

”Seseorang tidak akan bisa kembali kemasa lalu untuk membuat berubahan baru. Namun Dia bisa memulai hal baru sekarang dan mengakhirinya nanti dengan akhiran yang baru pula“

Waktu tak pernah kembali. Hanya keinginan untuk berani mengubah dan memaknai hidup ini yang takkan membuat kita tertinggal. Apalagi terpaku pada penyesalan.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/06/2005 01:25:00 AM - 0 comments

Sekejap di La Forca

By: Sam (050105.22.31)

”Koko, sini deh. Kenalin ini dari group tennis” Ujar Dyna ramah memperkenalkan kami berlima pada anggota mailist Men’shealth lainnya. Koko adalah orang kesekian yang dikenalkan pada kami. Agak canggung juga dengan situasi yang berkembang. Padahal kedatangan kami ke acara gathering anggota mailist Majalah kesehatan kali ini, bener–bener terlambat. Gara gara mengantarkan Ari yang harus bawa topi, dan menunggu emputan Edwin. Dan bukan karena itu saja rupanya keterlambatan ini seperti benar-benar di maklumi yang lain. Sampai-sampai terdengar komentar ”Hebat ya kalian bisa kompak seperti ini.“ Atau ”Selalu berlima ya“ .... ah

Gathering di La Forca kali ini sangat di harap. Bukan saja untuk melepas keakraban yang hanya ada di dunia maya selama ini namun kadang terbersit juga keingin tahuan bagaimana sih sebenarnya si A, Si B atau si C yang begitu aktif mengisi mail yang tiap hari terdownload. Meski ini mailist majalah kesehatan pria rasanya tak kering dengan adanya partisipan seperti Lia, Dyna, Nadya atau wanita-wanita lain yang begitu memberi oase lain ditengah hiruk pikuk musik, dan riuh bola berbenturan di meja bilyard. Kesan akrab, dan kebersamaan amat terasa. Apalagi disaat acara photo ... mmmmm.

Kembali ke Dyna yang mempertanyakan kekompakan kami. Serentak kami menjawab.. sebenernya ikatan kami bukan karena masalah tenis. Jadi? Masalah suka di photo saja. Hah?. Mungkin Dyna anggap ini gurauan. Tapi nyatanya kedatangan kami tanpa membawa Digicam kali ini benar-benar satu kesalahan besar. Satu penyesalan bersama. Salah salah kami dijuluki rombongan prat-pret …si jeprat-jepret mania. Untungnya kami cukup sopan malam ini.

Sekejap kami di La Forca. Acarapun telah ditutup.

“Ada acara apa kalian malam ini” Denny dari Men’shealth mempertanyakan. Tergelak juga karena kami seakan dianggap tak terpisahkan. Nyatanya …. Kami memang ada acara….. Makan!!! Hampir larut kami makan berlima di pingir jalan Sabang. Mungkin menu kali ini jauh dari kata sehat apalagi enak. Tapi tawa dan kebersamaan kami malam ini bener-bener menyehatkan.

Thanks to Lia & Team EO buat acaranya yang asyik, Juga MHI (Men’shealth Indoneisa) buat wadahnya. Temen-temen se mailist yang ok berat. Juga rekan-rekan se-teamku. Kebersamaan ini mensenyumkan......


posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/06/2005 01:19:00 AM - 0 comments

Adakah Cinta Tak Bersyarat?

Wednesday, February 02, 2005

By Sam ( 020205.17.31)

Suatu ketika kujumpai teman lamaku berjalan dengan teman wanitanya. Ditangannya tergelantung tas tangan wanita tersebut juga blasernya. Keduanya berkeliling diantara deretan gaun yang dipajang. Si wanita asyik menyusup diantara rak baju dan memilah gaun yang pantas untuknya. Sekali waktu HP si wanita berbunyi di saku temanku. Dengan serta merta disampaikannya benda mungil itu sembari berlari kecil ke arah si wanita. Aha… apakah sekarang dia bukan lagi “Mr. Right” lagi. Tugas mulia yang diembannya lebih pantas memberinya julukan “Mr. Bodyguard”

Suatu ketika kuterima telpon dari sahabat wanita. Kali ini aku lebih banyak mendengar isaknya daripada kata ceria. Kata tak tahan akan hubungan dengan teman prianya berulang kali terlontar. Namun nasehatku untuk meninggalkannya sama sekali tak mau didengarnya. Dia bilang sangat mencintainya !!! duh. Satu keyakinan bahwa teman prianya akan berubah dipaparkannya. Saat kutanya kapan itu terjadi. Dia hanya bilang nanti. Rupanya sahabat wanitaku telah menjadi “Miss Patient” !!! meski dalam derita.

Begitukah cinta yang seharusnya? Menyanjung kata cinta tanpa syarat hingga rela menempatkan diri dalam kasta yang berbeda. Membalut kepedihan dengan harapan tak berujung. Dan, Parahnya yakin akan perubahan pada pasangan kita….

Kupertanyakan cinta itu….

Apakah cinta selalu identik dengan pengorbanan, pedih dan nestapa. Tak bisakah kita membahagiakan, mensenyumkan dan memupuk harapan dengan indah dengan kata cinta?
Sulitkan bagi kita untuk sedikit memaknai hidup kita dengan kata cinta.

Sama seperti pendapatku. Temanku Didot di Surabaya sana mengatakan mencintai itu ibarat satu kompromi. Dan kami saling mengamini konsep ini. Kompromi atas sikap tindakan dan prilaku pasangan kita hingga sejauh mana keduanya bisa saling mentolerir kelebihan dan kekurangan masing. Mengkompromikan keinginan dan harapan hingga wujud kemufakatan bisa diraih….bukan justru ingin mengubah pasangan kita dengan kemauan dan bayang kita, hingga kita makin terlunta. Bila kita tak mampu utuk mentolerirnya. Mestinya secara sadar kita sudah undur diri. Namun bila sebaliknya …. Kita tahu hidup hanyalah mengenai pilihan dan konsekwensi, sepantasnya kita berlapang dada menerima konsekwensi dari pilihan hati kita.

Sulitkah ini…..???

Aku yakin selama kita bisa meletakkan cinta tidak diatas ego kita. Kita tak perlu menjadi Miss atau Mr yang jelas bukan diri kita.



posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/02/2005 06:13:00 PM - 3 comments