Komunikasi Meja Makan

Monday, February 21, 2005

By Sam (080205.21.45)

Tak lebih dari seperempat jam sapi lada hitam dengan brokoli selesai aku masak. Aku bukanlah orang yang cukup sabar dengan kerumitan masakan hingga harus menunggu berjam-jam matang hanya untuk 5 menit dimakan. Mubazir! Secepat itu pula aku atur meja makan dan terakhir kutuang jus buah di gelas berkaki.

”Special amat“ celetuk mbak Ida. Sahabat kami yang baru datang dari surabaya untuk tinggal beberapa minggu di rumah mungil ini.

“Asyik juga nih!” Timpal puput sepupuku yang secara kebetulan datang dari jogja dengan waktu yang hampir bersamaan untuk test wawancara esok.

Sementara di ruang keluarga kakak laki lakiku hanya tersenyum mendengar ucapan mereka. Dia tahu betul aturan apa yang aku maui saat makan. Mungkin benak Mbak ida dan puput mempunyai pikiran yang sama. Sarapan pagi ini secara special untuk menyambut kehadiran mereka. Menyambut sentuhan wanita bagi detak rumah ini.

Menyambut mereka adalah benar tapi bukanlah satu hal special bila harus duduk bersama saat makan! That the rule !

Seperti sebuah acara B. Smith yang penuh inspiratif di Metro TV “whatever you do, doi it with style” mungkin seperti itulah di benakku saat di meja makan. “apapun yang kau makan makanlah dengan style!” Ufff.

Bukanlah dengan duduk manis dengan punggung tegak, pakaian formal, mulai dengan salad dan diakhiri dengan desert. Bukan.....!!! Bukan pula duduk manis dengan piring ditangan sementara mata asyik menatap layar kaca layaknya sebagaian besar keluarga di negri ini. Asyik dengan benak masing-masing bukan apa yang tersantap. Tidak …. aku pilih yang lebih sederhana.

Duduk bersama, menikmati makanan, berbincang dan berbincang.... tentang apa saja. 24 jam waktu kita. Waktu yang ternyata lebih banyak habis untuk diri kita dan orang lain. Bukan dengan orang orang yang justru setiap hari bersama kita.... di rumah yang sama.

Makanan adalah energi bagi raga, mengapa tidak sekalian kita cerna vitamin untuk jiwa bila kita bisa lakukan secara bersamaan. Makanan bukanlah hanya sesuatu yang tersantap lebih dari itu, ikatan bisa terbentuk darinya .... hanya perlu usaha kita untuk sekedar duduk bersama, menyatukan pikiran dan memperbincangkan hari hari kita.

Pagi itu makanan telah usai tak tersisa. Kami berempat masih melekat di kursi meja makan. Sepertinya kami memang telah terikat. Hari-haripun masihlah kami perbincangkan...hari lalu juga mendatang.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/21/2005 07:38:00 AM -

1 Comments:

Blogger mamat ! said...

hidup meja makan

12:11 PM  

Post a Comment

<< Home