Sejenak Untuk Hibernasi

Monday, June 27, 2005

By Sam (27062005.05.05)


Image hosted by Photobucket.com


“ … if we love one another God lives in us and His love is made complete in us …”


Sebait kalimat cinta tertulis di “wedding invitation” My bro yang aku desain. Mungkin bukan sekedar kalimat pernyataan, lebih dari itu satu doa dan harap. Tak ada hitungan pekan babak kehidupan baru akan dia dijalani. Satu babak kehidupan yang masih belum aku jalani …

Selayaknya perhelatan begitu beragam hal yang harus di jalani dan disiapkan hanya untuk waktu 3 jam pelaksanaan! Uff … tapi itulah. Satu pesta yang dimaknai sebagai rasa syukur dan harapan akan satu saat dimana cinta di tautkan. Tak mengapa toh pada akhirnya kesempatanku juga untuk cuti lama. Saat dimana kegiatan bisnis dan social berubah menjadi urusan keluarga. Saat dimana lebih tepat disebut masa hibernasi … masa tidur pulas dari ajang kreatifitas.

Mulai 28 juni hingga 12 Juli 2005 waktuku akan pindah antara malang dan jogjakarta. Menjalani peran suporter mulai dari tamu, bestman pengantin pria, wedding singer, hingga handycam shooter dan photographer. Multi tasking untuk multi talent man … hahaha

To My friends & Partner:
Thanks to you untuk kunjungannya di blogfam, shoutbox, comment juga mengintip blog ini. Segenggam maaf karena belum bisa blogwalking, updating dan kembali berkunjung ataupun sekedar menorehkan komentar kecil untuk menyambut. Pls always keep this friendship warm ….

To My Tennis Club:
Thanks to you untuk datang di acara “bachelor party” nya my bro! semua adegan akan tampil dib log ini hanya butuh sabar dan waktu untuk menjalin ceritanya. Mengingat hari ini aku over load mempersiapkan alih tugas. Thanks for supporting dan kami tunggu hadirnya di Jogja. Tersedia 2 room di Guest house yang bisa untuk singgah dan setangkup keramahan untuk melepas penat.

To My Crew Mr. Copy & Maestro Graph:
Thanks to you buat backing aku mempersiapkan semua ini. Kami tunggu di Jogja. Usahakan Full team !

To My Bro:
Moga cinta dan bahagia erat dalam genggam
Terikat indah dengan kasih putih ………......

posted by kinanthi sophia ambalika @ 6/27/2005 06:40:00 PM - 6 comments

Cermin Satu Kata

Thursday, June 16, 2005

By Sam (16062005.08.20)


… Describe me in ONE WORDS, Just one! Send it to me then send this msg to 10 friends and see how many wonderful/strange things people think abaout u! Do replay. It’s fun …


Sudah cukup malam, 22.20 tepatnya. SMS diatas aku terima dari seorang sobat dekat. Sedikit kukernyitkan dahi. Memilih diantara ribuan kata yang paling tepat untuk dirinya. Tidak mudah! Mesti pertanyaan ini hanya hal kecil yang “fun” tapi apa salahnya bila sedikit aku serius memikirkannya. Jarang kita bisa mendapatkan gambaran mengenai diri kita dari seorang teman. Seringkali kita lebih menyatakan diri dengan mendeskripsikan diri kita untuk meminta satu pengertian agar orang paham akan kita, daripada meminta pendapat orang mengenai bagaimana diri kita. Mungkin ini saatnya. Saat tepat untuk bercermin dengan kaca yang bukan hatiku atau keinginanku tapi mata dan pemikiran orang lain. Sepertinya aku harus bersiap pula bila gambaran mereka menjadi boomerang kecil karena akan tergambar hal yang jauh dari bayanganku. Tak apa!

“Clik-clik”

Satu Kata “fire” aku replay ke sobatku. Dan beberapa SMS pertanyaan serupa ter forward ke beberapa sobat dekat.

“Clik-clik … clik-clik … clik-clik …”

SMS beruntun membanjiri mail boxku. Kupikir sebagian besar akan memberi jawaban menghibur. Ternyata salah!. Sebaliknya kudapat.

Sedikit yang general menjawab “nice, cute”. Sebagian membalas dengan kata yang harus kupikir dan kuraba “home, deep, dan tough” dan beberapa dengan kata yang sama “perfectionist” Duh!

Beberapa cerminan telah terpantul dan tak perlu kukuh kuperjelas kepada sabahat-sahabatku akan gambaran diriku yang sebenernya. Karena aku yakin gambaran mereka lebih tepat dan jujur yang mungkin justru tanpa sadar aku telah membentuk dan menuntun ke gambaran itu. Sehingga demikianlah aku adanya di sisi mereka. Hanya perlu pengertian hatiku untuk bisa belajar menerima dan menyikapi gambaran diri ini.

….

Kutunggu satu jawaban dari seorang sahabat lagi.

posted by kinanthi sophia ambalika @ 6/16/2005 09:12:00 AM - 6 comments

Tak Ada Sesal Bagi Titian Kertas Kita

Monday, June 06, 2005

By Sam (06062005.19.31)

Image hosted by Photobucket.com


Sebelah jiwaku …
Hari lalu kau gurat lembayung pengertian di titian, warna tuanya begitu pekat sehingga menutup bias rindu dan raguku. Hari lalupun kau gores warna jingga, marak kilaunya membuat kita terbahak dan merasa indahnya tawa. Juga hari lalu kau toreh tosca kedamaian, auranya menyentuhku, menyadarku bahwa kasihmu telah mencukupkanku.

Sebelah jiwaku ...
Berganti saling kita gurat, bersama kita gores dan seiring kita toreh warna-warna pelangi di titian dengan hati kita. Tak terbiarkan sejengkal kekosongan hadir tanpa goresan dan menjadikan titian kita sarat makna. Karena kita mengerti titian ini bukanlah sekedar jembatan tapi dialah refleksi jiwa kita. Jiwa dimana warna-warna pelangi menjadi isi keindahannya dan tercukupkan dari keinginan lain kecuali saling berbagi dan memberi.

Sebelah jiwaku ...
Darimula kita sadar. Titian ini kita bangun dalam keterbatasan hingga kesederhanaan sekalipun menjadi satu kemewahan. Betapapun keindahan dan keagungan kita gores di setiap kanvasnya. Dia tetaplah titian kertas! Titian yang akan hanyut oleh air sungai dan terbakar karena lekang sinar matahari. Titian yang akan segera luluh karena gerimis senja.

Sebelah jiwaku ...
Bila kau tanya adakah sesal telah kutumpah keringat dan air mata bagi titian rapuh kita. Sesalkah karena telah ku panggul dengan perih tonggak tiang titian meski kutahu anginpun segera akan menerbangkannya.

Tidak ... jawabku!

Sebelah jiwaku ...
Aku hanya bisa berkata. Cinta kita layak menerimanya!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 6/06/2005 08:51:00 PM - 8 comments

Makan Duren VS Sakit

Saturday, June 04, 2005

By Sam (04062005.23.03)


“Sam, bila belum makan buah duren maka kau belum merasakan separuh kenikmatan dunia” mmm kata-kata sobatku jepangku, Keiko mungkin terdengar seperti kalimat hiperbola di telingaku.

Beberapa waktu sebelumnya dia mengklaim manggis-lah buah yang jadi favoritenya karena tiada tara rasanya. Tapi begitu duren dibelah dan sempat dia mencicipi dagingnya waktu terakhir berkunjung ke rumahku, pujian akan kelesatan duren tak henti dia katakan. Bagi Keiko mungkin separuh tempat di dunia ini telah dikunjungi bersama project risetnya dan mungkin juga beragam buah telah di cicipinya kalaupun toh dia jatuhkan pilihan duren sebagai buah terlesat itu haknya … meski hati kecilnya sama sekali tak mempercayai bahwa aku yang hidup di negri penuh duren ini tak bisa memakannya apalagi mencium baunya! Aneh!

Bahkan saking mengertinya ketidak chemistryku dengan duren ini, keluargaku hapal benar bila beli duren. Mereka akan bungkus duren dengan kantong plastic berlapis-lapis baru dimasukkan mobil. Makanpun mereka tak akan berani memakai ruang dalam karena jelas akibatnya …. teriakannku akan tambah kencang!

Tak hanya Keiko yang tergeleng dengan ketidak sukaan itu beberapa temanku bilang itu satu kerugian besar! Benarkah? Kurasa tidak! Kerugian besar akan terjadi bila ternyata aku adalah penggemar duren dan dilarang makan duren karena alasan tertentu, kesehatan misalnya. Itu baru rugi. Tapi kasus ini malah sebaliknya.

Kalau mau dikatakan rugi mungkin sekaranglah kupikir aku rela dikatakan rugi. Banyak kerjaan yang terpending, kegiatan yang harus aku skip dan kebersamaan yang harus berjalan tanpaku karena sakitku, karena dilarang dokterku. Sakitku sebenarnya cukup sederhana, kecapekan! Namun harus ditebus dengan istirahat panjang dan pemulihan yang hanya menjadikan badanku sebagai alat fungsi standart! Ini baru rugi dan menjemukan…. Tak sabar rasanya untuk kembali pulih dan melakukan apapun yang aku mau. Dalam kondisi seperti ini terasa sekali begitu indahnya rahmat yang dimanakan kesehatan, kebebasan mutlak dalam menfungsikan badan kita untuk semua kegiatan tanpa satu keluhan! Yang kadang malah kulupa dan siakan.

Memang bagiku bila bicara soal kerugian antara makan duren dan sedang sakit akan berbeda penafsiran. Namun yang pasti dan aku tahu, aku akan sakit bila makan duren! …. Setidaknya mabok abis karena baunya, itu sudah pasti!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 6/04/2005 11:39:00 PM - 1 comments