Proyek Sangkuriang

Tuesday, July 31, 2007


By Sam (31072007.10.03)
Langkahku


Katakanlah kami dalam keterbatasan dan situasi yang sulit. Kami hanya punya waktu satu bulan, kami tak pernah bisa bertemu kecuali mengupdate semua kegiatan by email dan kondisi lingkungan sangat tidak mendukung karena Blogfam tak ada kegiatan lagi akhir-akhir ini. Kami telah berpijak pada kerapuhan. Hanya alas kaki keyakinan & komitmen kuat yang membuat acara Workshop Ngeblog sambil Ngebizz yang digelar blogfam ini tergelar dengan sukses dan respon positif. Proyek Sangkuriang itu telah berhasil membuat perahu tanpa terbaik!

Kemarin aku tengah menyelesaikan semua evaluasi workshop ini yang aku ambil dari kuizioner yang di isi peserta. Kegiatan paripurna dari satu perhelatan yang hanya sebulan disiapkan. Sebuah Workshop!. Hampir keseluruhan respon yang kami dapat seakan memadamkan lelah sekaligus membarakan semangat kami kembali. Para peserta menyambut positif kegiatan yang kami gelar acarapun tak kalah hebat! Bahkan beberapa menginginkan kegiatan lanjutan serupa menjadi satu agenda yang terus bergulir. Aku begitu lega!


..........

Dear All,

Terima kasih atas keikursertaan serta dukungannya dalam acara Blogfam : WORKSHOP NGEBLOG SAMBIL NGEBIZZ 28 Juli 2007 di Hotel Sofyan Tebet Jakarta. Berikut kami kirimkan database peserta pembicara dan dan panitia dengan pemikiran untuk mempererat dan memperluas networking kita. Bagi peserta kami akan mengirimkan email 1 bulan kedepan untuk memperoleh input dari workshop yang telah anda ikuti.

Salam sukses
Panitia workshop


..........


Aku tuliskan kalimat itu di body email yang akan aku kirimkan ke peserta, panitia dan pembicara. Attactment data base aku upload. Dan tak berapa lama kemudian aku menekan tombol “send”.

Aku lega! Dan tak ada lain yang menjadi tujuan utamaku kecuali apa yang telah kami lakukan bisa memberi MAKNA bagi yang lain.



Note:
Terima kasih pada Peserta, Pembicara dan Panitia serta pihak-pihak yang telah banyak memberikan kontribusi. Termasuk sponsor utama: qwords.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 7/31/2007 11:14:00 AM - 9 comments

Mencicipi Selera

Thursday, July 19, 2007

By Sam (13072007.13.50)
Langkahku


Diatas karpet aku bersandar di sofa merah. Bantal-bantal aku turunkan untuk memberi kenyamanan sementara remote TV telah berada di genggamanku. Meski banyak acara TV yang menarik di hari minggu tapi tanganku masih saja memainkan remote mengais ketertarikan di tiap chanel Indovision. Dan aku menemukannya.

”Siapa ini Be ?” Suara Huny ku tiba-tiba hadir dan membenahi sofa untuk diduduki.
”Karan.”
”Acara macam Oprah gitu?”
“Ya …”
“India ya Be.”
Aku lihat muka dia mulai tersenyum-senyum.
“Itu siapa Be?” Tanyanya lima menit kemudian.
“Rani Mukerje … itu yang main di Kuch Kuch Hota Hai!”
“Sampingnya?”
“Kareena Kapoor adeknya Kharisma Kapoor”
”Duh sampai segitu apalnya,” Huny-ku menggeleng-geleng tertawa. ”Ayahnya aja udah kena Bollywood Syndrom gini ya. Gimana nanti calon anaknya!”
Akupun ikut geli dan terbahak!

...........

Aku penggemar film. Tidak hanya gemar malah, seringkali beberapa hari selang menonton aku masih memikirkan film tersebut. Ingat per-adegan bahkan dialognya. Beberapa film menjadi wajib tontonku meski film itu telah berulangkali diputar di televisi. Tidak saja karena jalan ceritanya, kadang karena pemainnya bahkan karena film itu pernah menjadi bagian hidup yang ingin kuingat. Konyol memang, tapi aku bener-bener bisa menikmati setiap gerak pita seluloit itu di layar perak. Sekaligus bagaimana menganalisa dan mengkomentarinya. Komplet!.

Film Hollywood sudah biasa tapi bagaimana dengan film Bollywood dan Mandarin? Tak banyak yang tahu kalau aku pun penggemar berat kedua arus film terakhir ini. Beberapa rekan dekat suka mencibir dan mengolok-olok kalau aku suka mengganti chanel ke Celestial atau hapal artis Bollywood. Bahkan aku suka dibilang tak nasionalis karena aku tak suka film-film besutan anak negri termasuk yang berbau pocong. Sebenarnya selera filmku sama dengan selera makanku. Tak beda. Bisa dikata aku penggemar semua makanan cuma dengan syarat makanan itu enak dan sesuai selera. Demikian juga film aku penggemar semua film termasuk juga film-film independen namun kembali ke syarat utama itu. Yang penting enak dinikmati!


Bukan tanpa alasan aku katakan bahwa film Bollywood dan Mandarin sebenarnya lebih punya jiwa dan lebih dalam filosofinya dibanding film Hollywood. Spectakulernya special effect hollywood tak bisa dipungkiri hebatnya namun begitu film berakhir kita merasa tipisnya tema atau filosofis yang diusung. Berbeda dengan film timur jauh seringkali layar menangkap kekosongan adegan bahkan kesunyian musik namun frame tersebut sangat dalam dan sarat makna. Juga kalau kita lihat film india tak jarang narasinya begitu dalam terlebih saat dimana mereka beradu dialog. Satu perbandingan tengoklah Memoirs Of Geisha yang di garap Rob Marshall dan Brokeback Mountain besutan Ang Lee. Kehidupan timur yang disajikan oleh selera bule sangat jauh beda dengan frame kehidupan bule yang di lihat dari kacamata Asia. Geisha terlihat sangat broadway bahkan kehilangan filosofis ketimurannya. Sementara Brokeback sebaliknya tampil sangat sunyi dan sarat pergumulan makna.



Mencicipi makanan dan mengamati film kembali masalah selera yang bicara. Satu ukuran yang sangat obyektif parameternya. Tak usah dipermasalahkan. Selagi kita sama-sama bisa menikmatinya. Kita bagai mengguratkan warna-warni di langit putih. Semakin banyak warna yang kita toreh akan semakin banyak hal unik yang bisa kita temukan ... bahkan kita mengerti arti keindahan itu sendiri.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 7/19/2007 11:02:00 AM - 9 comments

Jerat Tabiat

Monday, July 16, 2007

By Sam (11072007.14.26)
Langkahku

… Lalu gimana soal dana awalnya ya mas Sam? Setidaknya buat transport, konsumsi rapat, cetak proposal dan lainnya? …

Sekali aku membaca larik kalimat di atas belum cukup kuulang hingga beberapa kali. Memastikan tidak keliru membaca juga menginterpertasikannya. Sebenarnya terlalu dini pertanyaan ini meski seharusnya aku bilang kelewatan.

……….

Bulan ini aku meng-arrange acara workshop “NGEBLOG SAMBIL NGEBIZZ”. Acara besutan dengan Blogfam ini digulirkan atas keinginan agar ada kegitan positif di blogfam dari kefakumannya beberapa bulan ini. Seminggu untuk mengkonsep dan hanya satu bulan untuk menuju hari H. Ketat dan menegangkan. Tak ada target lain kecuali acara ini berjalan dan sukses. Menariknya panitia yang terlibat menyisihkan waktu, tenaga dan pemikiran “for Free” termasuk juga untuk pembicara nantinya. Bahkan sebagai garda depan beberapa orang rela menaruh nama menanggung kerugian bila ternyata semua berjalan tidak seperti yang diharapkan. Semuanya tak lepas dari rasa kebersamaan dan kemauan untuk mewujudkannya!


Beberapa acara yang digelar Blogfam kebersamaan seperti ini memang lazim dan kental meski untuk proyek workshop baru pertama kali ini dilakukan. Dan bukan hanya blogfan beberapa acara GO BLOG satu pertemuan akhir tahun para blogger di jogja pun menganut azas semangat kebersamaan ini. Kami yang berasal dari berbagai kota menggelar acara hanya bermodal kemauan untuk mewujudkan kebersamaan. Jangankan memikirkan laba, melihat acara kebersamaan yang digelar suksespun sudah merupakan satu kelegaan. Meski pada ujungnya panitialah yang lebih banyak mengelurkan biaya. Tapi kami sadari itu karena kami tahu acara ini tak lain untuk “satu kebersamaan”

Pertanyaan diatas aku dapat dari sebuah milist yang aku ikuti. Terhenyak juga mengingat aku baru melempar ide bagaimana kalau diadakan satu kegiatan positif di comunitas yang aku tahu dihuni oleh orang-orang yang sangat kreatif plus educated. Terhenyak pertanyaan ini datang terlalu dini, di mana belum menunjukkan kerja sudah menanyakan rewards. Terhenyak karena ternyata materi masih merupakan kendala untuk maju, untuk berbagi. Padahal disini aku bisa membuktikan bahwa materi bisa disisihkan untuk mendapatkan satu kebersamaan. Aku bisa memaklumi bila yang dilempar adalah proyek bisnis. Sementara ini jelas jauh darinya.

……….

“… Gini saja bagaimana kalau Mas yang atur kita yang bantu-bantu saja …” Mail lain datang menimpali.

Geli dan prihatin ... aku tak yakin sikap & tabita mau enaknya ini satu candaan.
Aku kembali mengelus dada merasai Herat mentradisi ini …

Aku berharap untuk satu perubahan.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 7/16/2007 11:00:00 AM - 3 comments

Tanpa Meminta

Tuesday, July 10, 2007

By Sam (10072007.15.55)
Renungku


Masjid dekat rumahku hampir jadi. 90 persen tempat malah telah bisa digunakan dengan maksimal. Sekilas masjid ini tidak terkesan sebagai masjid layaknya kalau tak ada menara dengan kubah kecil disana. Proses pembuatannya yang tambal sulam karena alasan dana menjadikan masjid ini tak terkonsep dengan manis untuk arsitekturnya. Namun jangan ditanya. Didalamnya terasa cukup sejuk dan dingin karena bukaan jendela yang hampir memenuhi sisi-sisi dinding meski kembali interiornya penuh padu padan yang tak tepat karena beberapa bahan adalah hasil sumbangan. Tapi itulah Rumah Tuhan yang dibangun diatas receh yang terkumpul dan didirikan atas keringat para pengurusnya. Aku pun membanggainya.

Tidak saja masjid Al Muhajirin-ku tapi banyak masjid di negri ini dibangun dengan tengadah tangan. Tidak hanya dijalan yang memacetkan dengan jaring-jaringnya tapi juga di kotak-kotak amal di beberapa pusat keramaian termasuk beberapa orang yang sibuk mengelilingkan edaran permintaan sumbangan. Apakah tengadah tangan ini akan selesai bila masjid itu telah rampung dibangun. Aku yakin tidak. Pengurus masjid hanya berfikir singkat bagaimana membuat masjid yang besar, yang megah dan mewah, lupa akan kemampuan umatnya lupa akan bagaimana merawatnya. Dan jalan satu-satunya kembali tengadah tengadah tangan akan diulurkan. Aku tak mempersoalkan berapa kotak yang akan diedarkan di tiap hari jum’at sebagai bentuk infaq tapi aku mengelus dada bila umat Allah turun ke jalan hanya untuk menaruh tangan dibawah dengan alasan untuk kepentingan Allah! Itu salah.


Kita tak pernah berfikir panjang dan berfikir lapang apa itu rumah Tuhan. Rumah Allah bukanlah tempat indah dan megah yang dibangun di puing tengadah. Rumah Allah adalah rumah indah dimana dia bisa menaungi kegiatan vertikal dan horisontal. Rumah yang membuat penghuninya mempunyai rasa kebersamaan dan mempunyai martabat. Rumah yang memampukan dirinya untuk berdiri di kaki sendiri bukan senantiasa menanti belas umatnya.

Belajarlah dari beberapa tempat ibadah dan masjid. Mereka mampu berfikir untuk memberdayakan tempat ibadah sehingga bisa membiayai dirinya melalui berbagai kegiatan ataupun pengelolaan ruang. Hingga mereka tidak membebani umatnya malah justru bisa berbuat banyak bagi yang dinaunginya. Haramkah ... aku yakin tidak! Kalau demikian mengapa kita harus meletakkan tangan dibawah bila bisa ditaruh diatas.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 7/10/2007 05:20:00 PM - 4 comments

Workshop Ngeblog Sambil Ngebizz

Monday, July 02, 2007

Hai,

Anda berminat untuk berwira usaha dan ingin menekuninya sebagai satu bisnis sampingan atau
bahkan menjadikannya sebagai sebuah pilihan karir? Anda yang blogger ataupun calon blogger ingin mendapatkan informasi mengenai penggunaan media blog secara maksimal untuk ajang promosi usaha?

Yuk gabung di acara yang diadakan oleh Komunitas Blogfam:




Workshop "Ngeblog sambil NgeBizz"
Sabtu, 28 Juli 2007Pukul 09.00 16.30 WIB
Hotel Sofyan TebetJl. Dr. Soepomo S.H, Jakarta
(peta lokasi dapat dilihat di www.sofyanhotel.com)


Pembicara:

- Be Samyono
konsultan & trainer berpengalaman pada SSA Consulting yang bergerak pada bidang jasa konsultasi dan training bisnis, manajemen dan perbankan. Juga aktif mengajar di Univ. Al Azhar Indonesia memegang subyek bisnis.

Bekerja di salah satu bank asing di Jakarta, memiliki pengalaman di bidang tresuri.- Joko SumbogoBanker di Bank Mandiri, dosen di Universitas Krida Wacana Jakarta dan Wirausaha di bidang photocopy & percetakan. Analisis ekonomi dan keuangannya sering dimuat di koran dan bulletin ekonomi intern.

Pengusaha di bidang IT, internet dan pendidikan. Juga aktivis di Komunitas Tangan di Atas, sebuah komunitas pebisnis pemula yang mempunyai impian luhur menciptakan lapangan kerja untuk sesama.

Pendiri moz5salon, mozly aksesoris, dan salah seorang moderator di Komunitas Tangan di Atas (TDA).

Mantan konsultan hukum pada law firm Assegaf Hamzah & Partners, yang sejak Maret 2007 merintis sebuah usaha baru berbentuk Perseroan Terbatas, yang bergerak di bidang konsultasi teknologi informasi.

Materi yang diberikan antara lain aspek hukum bisnis, pemasaran, keuangan, networking dan blogging yang tidak hanya sekedar berisi informasi tetapi juga diikuti dengan latihan untuk menerapkannya.


Biaya

Rp 130.000,- (anggota blogfam),
dan Rp 150.000,- (non anggota blogfam)
*Free hand out, lunch & coffe break

Tempat Terbatas!

Penerimaan pendaftaran peserta ditutup setelah mencapai jumlah 25 orang yang telah lunas membayar biaya. Nomor rekening penyetoran biaya workshop akan diberikan setelah Anda mengirim email yang berisi informasi lengkap di bawah ini ke alamat bizz@blogfam.com.

Tulis subject email dengan:

Pendaftaran Workshop Ngeblog sambil Ngebizz,
Informasi yang harus diberikan di email Anda:

1. Nama Lengkap:
2. Panggilan:
3. Jenis Kelamin:
4. Usia:
5. Pekerjaan:
6. Nomor telpon:
7. Blog: punya / tidak ; jika punya, berikan alamat blog: *)

Terdaftar di forum Blogfam sebagai anggota terhitung paling akhir per 29 Juni 2007. Anggota yang mendaftar mulai 30 Juni 2007 tidak mendapat potongan biaya.

Kami nantikan keikutsertaan Anda.
:)Ada DOOR PRIZE loh.

-----Anggota Blogfam, jika ada pertanyaan bisa gunakan topik ini di Pengumuman.

Salam

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 7/02/2007 08:21:00 AM - 5 comments