Jerat Tabiat

Monday, July 16, 2007

By Sam (11072007.14.26)
Langkahku

… Lalu gimana soal dana awalnya ya mas Sam? Setidaknya buat transport, konsumsi rapat, cetak proposal dan lainnya? …

Sekali aku membaca larik kalimat di atas belum cukup kuulang hingga beberapa kali. Memastikan tidak keliru membaca juga menginterpertasikannya. Sebenarnya terlalu dini pertanyaan ini meski seharusnya aku bilang kelewatan.

……….

Bulan ini aku meng-arrange acara workshop “NGEBLOG SAMBIL NGEBIZZ”. Acara besutan dengan Blogfam ini digulirkan atas keinginan agar ada kegitan positif di blogfam dari kefakumannya beberapa bulan ini. Seminggu untuk mengkonsep dan hanya satu bulan untuk menuju hari H. Ketat dan menegangkan. Tak ada target lain kecuali acara ini berjalan dan sukses. Menariknya panitia yang terlibat menyisihkan waktu, tenaga dan pemikiran “for Free” termasuk juga untuk pembicara nantinya. Bahkan sebagai garda depan beberapa orang rela menaruh nama menanggung kerugian bila ternyata semua berjalan tidak seperti yang diharapkan. Semuanya tak lepas dari rasa kebersamaan dan kemauan untuk mewujudkannya!


Beberapa acara yang digelar Blogfam kebersamaan seperti ini memang lazim dan kental meski untuk proyek workshop baru pertama kali ini dilakukan. Dan bukan hanya blogfan beberapa acara GO BLOG satu pertemuan akhir tahun para blogger di jogja pun menganut azas semangat kebersamaan ini. Kami yang berasal dari berbagai kota menggelar acara hanya bermodal kemauan untuk mewujudkan kebersamaan. Jangankan memikirkan laba, melihat acara kebersamaan yang digelar suksespun sudah merupakan satu kelegaan. Meski pada ujungnya panitialah yang lebih banyak mengelurkan biaya. Tapi kami sadari itu karena kami tahu acara ini tak lain untuk “satu kebersamaan”

Pertanyaan diatas aku dapat dari sebuah milist yang aku ikuti. Terhenyak juga mengingat aku baru melempar ide bagaimana kalau diadakan satu kegiatan positif di comunitas yang aku tahu dihuni oleh orang-orang yang sangat kreatif plus educated. Terhenyak pertanyaan ini datang terlalu dini, di mana belum menunjukkan kerja sudah menanyakan rewards. Terhenyak karena ternyata materi masih merupakan kendala untuk maju, untuk berbagi. Padahal disini aku bisa membuktikan bahwa materi bisa disisihkan untuk mendapatkan satu kebersamaan. Aku bisa memaklumi bila yang dilempar adalah proyek bisnis. Sementara ini jelas jauh darinya.

……….

“… Gini saja bagaimana kalau Mas yang atur kita yang bantu-bantu saja …” Mail lain datang menimpali.

Geli dan prihatin ... aku tak yakin sikap & tabita mau enaknya ini satu candaan.
Aku kembali mengelus dada merasai Herat mentradisi ini …

Aku berharap untuk satu perubahan.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 7/16/2007 11:00:00 AM -

3 Comments:

Blogger Nico Wijaya said...

hehe..memang susahnya begitu sam. bahasa kita diorganisasi, setiap ada ide yg muncul dari seseorang, maka dia juga sebagai PJ nya..
cuma kita2 yang sadar n sabar saja yang bisa merubah sedikit demi sedikit tabiat semacam ini.

1:46 PM  
Blogger NdaH said...

duh ngeres juga ya mas yg dimilis itu
soale ya itu mas beda umur, beda cara pemikiran, mungkin mreka hanya kurang dewasa hi hi

12:16 PM  
Blogger unai said...

Hmmmm mau komen apa aku tadi ya??? kelupaan karena lelet huhuhuhu. Ya wis mas...suk kita bikin acara..hehe aku yang bantu aja GIMANA???

3:30 PM  

Post a Comment

<< Home