Tanpa Meminta

Tuesday, July 10, 2007

By Sam (10072007.15.55)
Renungku


Masjid dekat rumahku hampir jadi. 90 persen tempat malah telah bisa digunakan dengan maksimal. Sekilas masjid ini tidak terkesan sebagai masjid layaknya kalau tak ada menara dengan kubah kecil disana. Proses pembuatannya yang tambal sulam karena alasan dana menjadikan masjid ini tak terkonsep dengan manis untuk arsitekturnya. Namun jangan ditanya. Didalamnya terasa cukup sejuk dan dingin karena bukaan jendela yang hampir memenuhi sisi-sisi dinding meski kembali interiornya penuh padu padan yang tak tepat karena beberapa bahan adalah hasil sumbangan. Tapi itulah Rumah Tuhan yang dibangun diatas receh yang terkumpul dan didirikan atas keringat para pengurusnya. Aku pun membanggainya.

Tidak saja masjid Al Muhajirin-ku tapi banyak masjid di negri ini dibangun dengan tengadah tangan. Tidak hanya dijalan yang memacetkan dengan jaring-jaringnya tapi juga di kotak-kotak amal di beberapa pusat keramaian termasuk beberapa orang yang sibuk mengelilingkan edaran permintaan sumbangan. Apakah tengadah tangan ini akan selesai bila masjid itu telah rampung dibangun. Aku yakin tidak. Pengurus masjid hanya berfikir singkat bagaimana membuat masjid yang besar, yang megah dan mewah, lupa akan kemampuan umatnya lupa akan bagaimana merawatnya. Dan jalan satu-satunya kembali tengadah tengadah tangan akan diulurkan. Aku tak mempersoalkan berapa kotak yang akan diedarkan di tiap hari jum’at sebagai bentuk infaq tapi aku mengelus dada bila umat Allah turun ke jalan hanya untuk menaruh tangan dibawah dengan alasan untuk kepentingan Allah! Itu salah.


Kita tak pernah berfikir panjang dan berfikir lapang apa itu rumah Tuhan. Rumah Allah bukanlah tempat indah dan megah yang dibangun di puing tengadah. Rumah Allah adalah rumah indah dimana dia bisa menaungi kegiatan vertikal dan horisontal. Rumah yang membuat penghuninya mempunyai rasa kebersamaan dan mempunyai martabat. Rumah yang memampukan dirinya untuk berdiri di kaki sendiri bukan senantiasa menanti belas umatnya.

Belajarlah dari beberapa tempat ibadah dan masjid. Mereka mampu berfikir untuk memberdayakan tempat ibadah sehingga bisa membiayai dirinya melalui berbagai kegiatan ataupun pengelolaan ruang. Hingga mereka tidak membebani umatnya malah justru bisa berbuat banyak bagi yang dinaunginya. Haramkah ... aku yakin tidak! Kalau demikian mengapa kita harus meletakkan tangan dibawah bila bisa ditaruh diatas.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 7/10/2007 05:20:00 PM -

4 Comments:

Blogger Goiq said...

saya pernah menanyakan hal serupa kepada pengurus mesjid yang sedang di bangun mengenai hal ini. mo tau jawabnya ??

"mengadahkan tangan juga merupakan suatu bentuk usaha. jangan di pikir kami males-malesan. berpanas-panasan di jalan itu bukan hal yang menyenangkan. tapi semua pengurus ikhlas melakukannya asalkan mendapat dana untuk pembangunan mesjid. lagipula kalu kita selalu menunggu, menunggu dan menunggu. kapan mesjid ini akan berdiri ???"

6:20 AM  
Anonymous Anonymous said...

waduh
itu juga yang membuat aku sering sedih..
lha wong mesjid di karawang atau dari tempat yang tidak terdengar sana, ada aja yang bawa kertas daftar sumbangan plus surat pengantarnya keliling sampai di duren sawit.
rak yo aneh to?
kadang tak pikir, apa ini bener atawa karangan...
tp katanya kita ndak boleh suudzon..
jadi ya...

diam saja????
itu juga ndak benar....

ada yang harus diubah memang dari program pembangunan masjid yang asal bangun masjid tapi ndak tahu masjid itu untuk apa? apa cuma untuk sholat jumat tok? atau cuma tempat loud speaker ditempatkan supaya adzan dapat didengar dengan keras, tapi yang sholat di situ cuma 5 or 6 orang tiap harinya.
Memang harus dipikirkan ulang pola pembangunan masjid tersebut.

Tidak asal bangun masjid, tp harus dipikirkan multi fungsinya, sehingga tidak mubazir.
Daripada cuma mbangun masjid, bikin kotak sumbangan, terus.. renovasi masjid, kotak sumbangan lagi.. besoknya.. renovasi lagi..
terus terusan aja..
norak.
ya to?

mbakyumu

11:51 AM  
Anonymous Anonymous said...

ada lagi kotak seperti itu kalau ada penemuan aneh, seperti ikan berwajah manusia, atau harimau, atau ular besar tertangkap di kampung

8:14 PM  
Anonymous Anonymous said...

ada lagi kotak seperti itu kalau ada penemuan aneh, seperti ikan berwajah manusia, atau harimau, atau ular besar tertangkap di kampung

9:41 PM  

Post a Comment

<< Home