Cincin Kawin
Tuesday, September 25, 2007
Belakangan ini aku mempunyai kebiasan untuk menangkupkan telapak tangan kiriku menutupi punggung tangan kanan. Bukan tanpa sebab. Aku menutupi cincin perkawinanku. Cincin belah rotan sederhana tanpa mata ini telah pudar warnanya pun permukaannya tidaklah halus lagi. Tidak hanya usia perkawinan kami yang telah 10 tahun ini yang memakannya tapi juga kerja fisikku yang menggerusnya. Cincin ini tak bisa lepas dari jari manisku. Bukan aku tak berniat menaggalkannya tapi perubahan badanku memaksa cincin ini melekat di jariku tanpa bisa tertanggalkan.
Bulan lalu di arisan RT, Ibu Prodjo memamerkan cincin perkawinannya. Cincin bermata berlian tunggal itu terlihat mencolok dan mahal. Dikatakannya bahwa cincin itu adalah pengganti cincin nikahnya dulu yang dirasakannya tidak modis dan kurang berat di gram-annya. Seperti virus influenza bulan ini di arisan para ibu berlomba memamerkan cincin-cincin kawinnya yang baru. Berlomba menukar cincin lamanya hanya untuk mendapat tampilan dan kilau yang baru.
“Loh Bu Isa nggak tertarik dengan cincin baru ya, buat apa gaji Pak Isa nantinya?,” Sebuah tegoran usil dari Bu Darmi memaksa beberapa mata mengalihkan perhatian ke jari manisku yang sejak tadi berusaha aku tutupi. Aku salah tingkah.
“Wah Bu udah belel gini. Ganti saja masa nggak malu memakainya!”
“Kalau mau saya ada langganan toko emas yang murah loh.”
Aku benar-benar terpojok. Beruntung satu kalimatku menyelematkan aku sore ini, “Bukan begitu Bu. Cincin ini sepertinya menjadi nasib saya untuk bersamanya, gemuknya badan saya membuat cincin ini tak bisa lepas. Tidak lucu bukan kalau saya memakai 2 cincin kawin!”
Ibu-ibu yang lain mengangguk-angguk seolah memperoleh pembenaran yang tepat.
Aku meninggalkan keriuhan di ruang utama dengan pura-pura mengambil tambahan minum di dapur. Aku kembali memandangi cincin ini. Cincin yang dulu kami beli patungan karena keterbatasan apa yang kami punya. Mungkin kini aku bisa dengan mudah menukarnya tapi aku tak sanggup menukar kenangan di dalamnya. Cincin Kawin hanyalah simbol dari perkawinan tak ada salah untuk diperbaharui. Itu benar namun kini aku lebih memilih memperbaharui setiap kebahagiaan dalam perkawinan kami daripada sekedar memperbaharui SIMBOL-nya.
Labels: Ceritaku
posted by kinanthi sophia ambalika @ 9/25/2007 02:47:00 PM - 8 comments
Let's The Story Begin!
By Sam (25092007.13.21)
Perubahan segmentasi pada blog yang kulakukan belakangan dengan merombah peletakan konten membawa konsekwensi yang palingh mendasar pada blog SAMWORDS. Bila selama ini Samwords bertahan pada konten berupa kategori tulisan fiksi, pemikiran dan perjalanan maka kini Samwords lebih difokuskan pada tulisan FIKSI saja. Lain tidak. Perubahan ini mengadop pada Samlens yang benar-benar dialokasikan untuk segmen photo. Sementara blog mengenai pemikiran dan perjalananku akan mengambil segmen pada SAMROADS.
So let’s the story begin!
Labels: Ceritaku
posted by kinanthi sophia ambalika @ 9/25/2007 02:43:00 PM - 0 comments
Berburu Konsep Di Waktu Jeda
Tuesday, September 11, 2007
By Sam (11092007.15.15)
Langkahku
Fakum … menjadi kata yang tanpa aku sadari memang telah aku lakukan. Meski enggan untuk mengingkari kedisiplinan menulis tapi nyatanya waktu jedaku yang makin panjang menandakan kefakumanku menulis. Malas ... tidak, tak ada ide ... tidak juga, sibuk ... itu relative, lalu ... ?
Sebagai blogger 2 tahun yang lalu aku cukup berpuas diri dengan satu blog yang menampung begitu banyak ragam celoteh dikepala. Ibarat makanan satu menu untuk banyak selera. Beda kini, beberapa selera sudah mendapatkan porsi dan rasa secara tepat. Perubahan mendasar itu terjadi karena makin spesifiknya ide yang ingin ditampilkan selain dukungan beberapa fitur blog sendiri yang membuat web pribadi makin mudah untuk dibuat personal dan spesifik.
Dari satu blog, terakhir terbilang ada tiga blog yang sejak Mei 2007 lalu aku tangani. Samwords, Samlens dan Sambizz. Masing-masing dengan kespesifikannya, mengusung tema berbeda dari life style, fiksi bisnis hingga photograpy. Dan tiga bulan berjalan memaksaku untuk berfikir ulang untuk melakukan perombakan konsep yang pada intinya memisahkan blog personal dengan bisnis. Disinilah aku mulai ditenggelamkan dengan keasyikan mempelajari konsep dan system daripada menampilkan konten yang selama ini jadi rutinitasku. Beruntung si Kerlip Bintang ini dengan sabar membantu dan meladeni tantanganku untuk menerjemahkan ide-ide layoutku ke bahasa ”susah”.
Belum usai memang tapi bebarapa gambaran bisa teraba. Tetap dengan konsep integrated beberapa web akan mulai di develop dalam waktu dekat. Diantaranya:
Personal Blog (www.be-samyono.com) berisi:
Sambizz : Bisnis
SamRoads : Life Style
Samwords : Fiction
Samlens : Photography
Business Blog:
Pusat Photo Copy
Persiapan Pensiun
Hingga mohon dimaklumi bila beberapa link masih “under construction” karena pengembangan web ini dilakukan secara bertahap. Dan beberapa cerita mengantri di gudang karena belum ada ketersediaan media.
Jika ada pertanyaan menggelitik mengapa harus bersusah payah mendevelope beberapa web seperti ini? Sederhananya aku akan jawab. Aku hanya butuh media berekspresi dan berusaha memaksimalisasikannya! Itu saja. Sederhana!
Labels: Langkahku
posted by kinanthi sophia ambalika @ 9/11/2007 04:04:00 PM - 3 comments