Mengembalikan Mata Hati

Wednesday, December 14, 2005


By Sam (13122005.15.35)
Secarik Langkah: Social Project



Hari-hari belakangan aku sangat gelisah dan terusik. Dalam renungku aku suka menempelkan wajah di balik jendela mobil tempat duduk belakang, membiarkan mataku menari seiring gerak apa yang kupandang didepan. Seringkali bukan keriangan yang tampak disana tapi keprihatinan demi keprihatinan yang tak bernalar. Aku juga suka membiarkan kakiku berjalan menyusur liku jejalanan dibalik dinding-dinding menjulang dan hunjaman beton jalan layang. Seringkali bukan keindahan yang terjejak melainkan keterjalan dan sandungan yang kembali tak nalar kenapa tak disingkirkan. Akupun juga suka membiarkan telingaku bebas mendengar mulut-mulut bicara. Seringkali bukanlah nyanyian merdu dan senandung puji yang menghampiri melainkan sumpah serapah dan jerit tangis tak bersuara … tanpa daya.

Tanda tanya besar menggantung di pikirku, ada apa dengan kita, kehidupan kita, lingkungan kita, perilaku kita, negeri kita? Hingga dari hari-kehari bukanlah warna-warna indah yang terbentang di depan sana melainkan kafan-kafan pucat pasi yang bergilir membungkus hati kita yang damai, melainkan hanya derit pilu hati yang banyak mulai berkarat dan tak peka lagi. Kurasa anak negeri ini telah banyak yang kehilangan … mata hati mereka. Mungkin keliru bila dipertanyakan kembali ini salah siapa karena kurasa mencari solusi di depan lebih membawa manfaat daripada mencela apa yang telah terjadi. Sangat naif bila aku berkeinginan untuk bisa memperbaiki semua persoalan di negeri ini. Cermin di depanku jelas menunjukkan aku hanya punya kata yang keluar dari penaku. Kata-kata yang selalu kubisik dengan harap ada hati yang masih peka untuk diusik, hati yang masih punya mata untuk melihat satu kebenaran dan logika. Namun kupikir kembali bahwa aku lebih naif bila ternyata hanya bisa mengusik dengan kataku tanpa melakukan satu tindakan tanpa melakukan hal nyata.

Aku tak akan menggantung mimpi di siang hari dengan satu project muluk untuk bisa membuka kafan penutup hati atau melumasi hati berkarat, namun aku ingin melakukan satu hal yang cukup mendasar dan sederhana. Memberdayakan apa yang aku dan teman-temanku punya bagi mereka secara tepat. Mulanya seusai lebaran tempo hari aku sudah mulai berbisik dari satu telinga ke telinga lain untuk mengajak mereka-mereka yang berkonsep dan berpikir sama denganku untuk menjalankan satu project social secara sederhana. Aku ingin menghimpun teman-teman untuk bersama anak-anak yang dijalan, anak-anak yang dipanti, anak-anak yang belajar mengaji juga anak-anak lainnya agar bisa bersama bermain, bersama belajar ….. bersama mengembalikan mata hati. Tidak dengan ilmu computer atau aritmatika, bukan pula dengan kimia ataupun fisika, melainkan dengan cara sederhana yaitu mengajarkan dasar-dasar hidup melalui bermain, atau berguru pada alam dan lingkungan. Mengajarkan satu konsep hidup yang terlupa seperti menghormati orang tua, tak mengambil hak yang bukan miliknya, menyayangi lingkungannya dan banyak hal mendasar lainnya. Karena pada nyatanya hal-hal itulah yang kini mulai dilupakan, hal-hal basik itulah yang kini mulai ditiadakan. Luput dari jangkauan. Juga bagi mereka dalam harus mengais rejeki di usia dini bisa diajarkan dasar-dasar kewirausahaan untuk memandirikan mereka. Sedikit harapan agar mereka mengenal bisnis secara tepat dan menjauhkan mereka dari menengadahkan tangan, bisa menciptakan masa depan bagi dirinya sendiri.

Sejauh ini gambaran kongkrit pelaksanaan project sosial ini masih perlu dimatangkan dan direalisasikan. Dalam pikirku secara inti project ini akan hanya dijalankan oleh yang berkomitment tak lebih dari hitungan jari sebelah tangan. Selebihnya saat mulai berjalan dilapangan akan banyak dibutuhkan relawan. Tepatnya untuk dana diawal perjalanan aku tak ingin menjadikan masalah besar karena titik berat berupa komitmen dan kompetensi lebih diutamakan. Saat ini ada beberapa rekan yang menyanggupi untuk berkomitmen dalam project social ini. Dan banyak diantaranya yang sanggup untuk diketuk saat programnya berjalan. Satu terima kasih tak terhingga akan kesediaan untuk terlibat dan memikirkan sisi lain dari hidup kita. Kesediaan untuk mengembalikan mata hati anak-anak kita. Dan untuk ini aku tak mungkin melakukannya sendiri. Dan saat nantipun kuberharap akan lebih banyak kesediaan banyak tangan untuk saling bergandengan, saling bahu membahu dan mencurahkan keikhlasan dan keyakinan.

Tak ada keinginan yang lebih besar untuk semua ini daripada bisa melihat lebih banyak warna indah yang menghidupkan hati kita, yang membuat kita makin peka dan berasa, juga menyadari untuk melakukan apa yang memang seharusnya kita perbuat. Aku sadari ini bagai menabur benih di berlaksa hektar padang tandus. Apa berarti akan sulit dan tak ada harapan? Kupikir harapan akan tumbuh bila ada doa dan usaha. Jadi mengapa harus risaukan. Terpenting bagaimana keinginan ini bisa terwujud dan berjalan serta memberikan manfaat secara nyata. Sehingga di benakku hanya satu kata yang mesti di teguhkan dalam hati …. Just do it!

Bila ditanya bagaimana mengembalikan mata hati. Sederhananya akan kukata … aku mengajak untuk tidak mengambil hak yang bukan milik kita. Itu saja!



Image hosted by Photobucket.com


Lebih lanjut aku berharap dengan tulisan ini terlontar ide, pendapat atau masukan bahkan kesediaan ke Boxku agar social project ini bisa berjalan dan memberi manfaat secara nyata tidak saja bagi diri kita tapi juga banyak anak di negri ini … untuk mengembalikan mata hati yang dulu kita miliki. Semoga!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 12/14/2005 11:48:00 AM -

7 Comments:

Blogger retnanda said...

asik... jadi nomer satu lagi nih sam....
pada prinsipnya proyekmu itu bagus..
namun planning nya harus matang dan terpadu... biar nanti hasilnya ndak muspro (bhs jawa.. bagi yang ndak tahu artinya.. boleh nanya)..
kalau muspro.. wah.. cuma bisa nangis.

btw.. aku siap mendukung hehehe!

3:59 PM  
Blogger nl said...

muspro apaan sih ?

setuju juga dengan 'just do it' nya..

mendukung juga..

4:11 PM  
Blogger Sksetsahati said...

salut akan ide mulia nya.
pernah dengar 'rumah terbuka'? :)

7:42 PM  
Blogger mamat ! said...

i'm in bro. tks

10:40 AM  
Blogger -syl- said...

Setuju banget, dan aku mo banget ikutan.

10:42 AM  
Blogger JUST NOTHING!! said...

*tunjuk jari* Ekooooooot!

2:24 AM  
Blogger isna_nk said...

ide kamu tulus mas... dan butuh langkah-langkah konkret .
aku dukung dech. sorry lum sempat masuk ke inbox :D

3:44 PM  

Post a Comment

<< Home