Tak Layak Cinta Untuk Dikata
Sunday, January 22, 2006
By Sam (22012006.20.59)
Secarik Cerita
“Aku mencintaimu!”
Ingin ku menyakini kata yang kau ucapkan petang itu, juga kata-kata yang sama yang tak henti kau ucap disaat kebersamaan menyatukan atau pun menjauhkan kita. Benarkan kau mencintaiku? … kembali dan kembali justru pertanyaan ragu ini lebih memenuhi kepalaku. Ku berada di sudut ketimpangan memahami kata cintamu.
“Kau mencintaiku?” Tanyaku gamang.
“Aku mencintaimu” Ujarmu meyakinkan penuh kepastian.
“Kau tidak mencintaiku!,” Ucapku perlahan. Desir angin membawa kataku jauh dari telingamu. Kau tidak mendengarnya. Selalu tak mendengarnya karena kau hanya punya mulut untuk berkata bukan telinga untuk mendengar.
……………
Kamu tidak mencintaiku tapi memakuku pada kata cintamu. Kau ingin selalu dekat denganku karena mencintaiku, kau ingin menikah denganku karena mencintaiku, juga kau tak ingin ku meninggalmu karena kau mencintaiku. Kau … tidak mencintaiku, sadarkah bahwa kau … mencintai dirimu sendiri! Kau lihat tak ada cinta untukku bahkan untuk kita berdua sekalipun. Cinta bukanlah paku untuk memasung raga, bukan pula sangkar untuk memperangkap jiwa. Sebaliknya dia adalah sebuah sayap yang bisa membuat kita terbang bersama semangat dan keberanian kita, dia adalah api yang selalu bisa menerangi dinginnya jiwa untuk selalu hangat dalam selimut kasih dan kebersamaan. Cinta adalah kata untuk kita. Bukan untukmu ataupun bagiku.
Ragaku masih dalam kelu untuk bisa mengambil nafas sekalipun, jiwakupun tertambat jenuh dalam sangkarmu. Takkah kau rasai ini bahwa cintamu memang bukan untukku. Bahwa cintamu untuk dirimu. Sungguh tak layak cinta untuk dikata dengan cara seperti ini. Entah sampai kapan kau mau menatapkan matamu pada realita dihadapmu, merasakan dingin yang mulai membekukan hatiku, juga berhenti untuk selalu berkata dan berkata.
Mugkin esok, atau lusa atau entah kapan ... tapi aku yakin kau akan mendengarkan kataku, membuka daun telingamu!
………….
“Aku mencintaimu,”
Aku tahu kata ini bukan lagi terucap dari mulutmu, tapi aku tak tahu apakah dia yang kini bersamaku mempunyai telinga yang lebar untuk bisa mendengar kataku. Bahwa dia sesungguhnya … juga tidak mencintaiku, tapi mencintai dirinya sendiri!
posted by kinanthi sophia ambalika @ 1/22/2006 10:52:00 PM -
9 Comments:
Kenapa Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut untuk kita ? Agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Kenapa Tuhan menciptakan sayang dan cinta ?
kalau kau benar-benar sayang padaku
kalau kau benar-benar cinta
tak perlu kau katakan semua itu
cukup tingkah laku
*nyanyi di nav-nav minjem suara Mamat :P
hehehe.. ternyata sebagian besar manusia lebih ingin dicintai dari pada mencintai. karena mencintai butuh keberanian :D
*wink-wink* kabuuurrrr.....
to mamat:
Mungkin Tuhan menciptakan cinta dan kasih sayang agar sesama kita bisa saling menumbuhkan dan merasa kehangatan apa arti ketulusan
To Isna:
wow lagu jadul amir jeng,lagu angkatan tahun brapa neh kekeke. Memang mencintai lebih butuh keberanian dan keikhlasan daripada dicintai. Setuju :)
Hmmm...hmmm...merinding aku bacanya. If u love someone..u let him go. If the love is true..it will all come to u :)
Baru sadar kalau ada yang begini dalam cinta-mencintai...
wah sam
sekali ini aku sangat sangat setuju dengan kamu
itu banyak terjadi pada pasangan pasangan yang saling mengucap kata cinta...
tp sebenernya... hanya security yang dia proyeksikan...
but sesungguhnya.. cinta yang tulus adalah cinta yang menenteramkan jiwa. seharusnya....
kamu sudah menemukan belum sam???
tak pelak cinta membuat kita terpasung...terpaku,tapi jangan ada keterpaksaan dalam cinta.
biar waktu yang kan bicara,menggamit lenganmu untuk tentukan arah bidukmu..kemana kan berlabuh...|?? huhuy
itulah juga kenapa saya nggak mau mnegucap cinta dulu...
saya nggak ngerti...
yang saya cintai itu dia atau diri saya sendiri???
huhuhu...
setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu pokokna mah akang Sam cinta bukan hanya kata2 :D
Post a Comment
<< Home