Jazz Huruf “J” Tanpa Titik
Saturday, October 22, 2005
By Sam (21102005.22.17)
“Gak ada jalan lain ya Bud?” Pada Budi Sopirku aku bertanya.
“Mau lewat mana lagi mas?" Jawabnya pelan, “Gak ada pilihan lagi, kalau dari Mangga Dua emang kita harus keluar tol dulu, baru masuk tol kebon jeruk”
Aku terdiam mendengar jawabnya.
Ah mestinya aku tak perlu tanyakan itu lagi pada Budi, bukan sekali aku lewat jalan ini bila dari Mangga Dua menuju Kembangan. Resah ... itu yang selalu muncul saat harus melewati jalan ini. Bukan saja karena jalan ini sempit dan berada tepat di bawah hunjaman berpuluh tiang inner ring road tapi juga suasananya yang selalu membuatku tak nyaman. Setidaknya pemandangan masyarakat kelas kolong jembatan jelas tergambar di pelupuk, terasa sesak bila dipikirkan belum lagi suasananya yang macet dan semrawut amat rentan adanya kejahatan. Bukan sekali dua kali koran memuat kejahatan sekitar daerah ini. Mulai dari penodongan, pengerusakan mobil bahkan adanya kapak merah!
Hatiku hanya bisa berharap bisa segera melalui jalan ini secepatnya, meski harus menerima kenyataan bahwa itu tak mungkn. Kemacetan yang sedemikian parah membuatku sangsi bisa cepat berlalu. Dengan pasrah kunikmati keadaan ini dengan memejamkan mata sejenak. Musik kucoba hidupkan, dari chanel stasiun radio di bilangan Thamrin. Aku tak beberapa konsen, beberapa lagu hanya sekedar lewat telinga. Mobilku pun tak jauh beranjak ... membosankan.
Tiba-tiba.
“Tek... tek... “ Suara ringan terdengar tak pasti.
“Suara apaan Bud?" Tanyaku curiga.
Budi yang aku tanyapun tak kalah bingung. Melongok kesana kemari mencari sumber bunyi.
“Tek … tek …” Kembali bunyi itu terdengar.
Seketika sekelebat seorang anak berlari di belakang mobil.
“Kenapa anak itu ya Mas?” Budi bereaksi sambil menunjuk dari arah spion.
“Keserempet mobil kita kale,”
“Mobil ini khan diam sejak tadi” Tangan Budi segera memegang handle mobil untuk membuka, “Aku check ya?”
“Jangan … tak usah! Nanti saja” aku mencegahnya. Kupikir di dalam mobil bagaimanapun akan lebih aman daripada ada diantara kami yang keluar. Bisa jadi ini satu jebakan atau hal lain. Aku tak peduli dengan keadaan mobil, kekawatiranku justru pada keselamatan kami. Takutnya ada hal hal tak terduga dan justru berakibat fatal.
Satu jam akhirnya kami keluar dari kemacetan dan berjalan mulus ke Kembangan. Lega! Sesampainya Budi memeriksa. Dan didapatinya satu titik di huruf “J” pada logo Jazz di belakang body di congkel anak tadi kemungkinannya. Sempat aku bertanya-tanya untuk apa dia congkel satu titik kecil seperti itu. Isengkah atau memang itu satu komditi yang berharga. Aku juga mempertanyakan kenapa logo ini tak dibuat oleh produsen honda dengan menyatukannya dengan kata “jazz” sehingga sulit di congkel, atau setidaknya tak perlu diberi titik seperti layaknya logo “Kijang”, “City” ataupun “Inova” yang meniadakan titik di huruf “J” ataupun “I”.
..............
Setidaknya kejadian hari itu aku syukuri karena tak ada celaka yang menimpa kami. Dan kemarin setelah Tarawih di Masjid Al Fallah Benhil aku menemukan jawab atas hilangnya titik itu. Kebetulan saat makan di Mutia sebelah mobilku sama persis dengan punyaku.
“Mas, ternyata titik jazz yang ilang itu diperjual belikan loh” Budi memberi formasi.
“Masa?”
“Tuh mobil sebelah yang bilang, dia ilang juga dan ditawari anak-anak. Mereka minta seratus ribu rupiah sebiji!”
“Wah...............”
Aku hanya bisa menggelengkan kepala menjalani lelucon yang sama sekali tidak lucu ini.
posted by kinanthi sophia ambalika @ 10/22/2005 04:38:00 PM -
10 Comments:
astaga bams, semakin paranoid deh ya jadinya... speechless... untunglah tidak ada yang keluar dari mobil waktu itu...
hhmm.. yang kluar dari mobil apaa.. yaaa... :D
sebuah titik pun diperjualbelikan ?
sayang, kreatif yang salah ya..
btw, pantulan yang motret keliatan tuh..
hai sam apa kabarnya entry2na selalu keren euy salam selalu ya Sam..
To Imgar:
kelihatan ya...kekeke sengaja buat nampang. Masa logo doang yang kliatan hahaha.
To Akbar:
Hehehe ini khan juga karena bantuan medianya yang udah dibuat keren. (* sapa dulu yang desain khan :)
luckily no scratch, huh! tak apa lah sam.. may be the kid harus berbuat sesuatu untuk sesuap nasi.. well that's the only way he could think.... it was just a small metal.. (nasib baik still ada "j".. oklah still ada 'jazz') as for me.. the car that crashed my mum's car.. ermm masih kemek pintunya, uwahhhh!!! waktu mobil dilanggar, aku terus locked the door rather than out from the car or chasing the stupido car which knocked mum's car. the car's door so noticeable.. everyone will asked me about it.. pencuci mobil, tv station's staff.. uwahhhh.. harus di ketuk and di cat semula.. padahal baru aja spend a quite sum of money for painting the car :(
yah mas....moga2 besok dapet gantinya ga cuma titik doang. Moga2 dikasih koma, tanda tanya, tanda seru, plus, minus sama Allah :)
hehe...cory...canda.
jazz..wow kecil mungil, asik juga loh mobil nya kayak py temen ku, gpp sam iklasin aja sapa tahu dapat titik yg baru...ya walau pun nggak secantik seperti semula..wah sam rajin taraweh...semenjak pulang training aku kerja shift sam jadi susah banget buat taraweh..terus di qatar imamnya baca ayat2 nya panjang bgt..jd pas 30 hari katam tuh Al'quran..asik tuh sam...tapi aku suka ngantuk,,,hehehehe,
insyaAllah aku mudik feb 2006, dah janjian sm kang fajar mau nongkrong di cafee..sm mau meguru..?
salam sam
ternyata betapa bernilai harga sebuah titik. sebuah tanya : kenapa mereka berbuat seperti itu ?. .....
tambah sedekah, ben tambah berkah, hun! (metuwek banget siiy)
Post a Comment
<< Home