Efek Domino Pukul 2 Pagi

Thursday, March 03, 2005

By: Sam ( 030305.14.31)

Ada kala aku mesti mengangguk mengamini kata orang.. Kali ini giliran pepatah “Hari berjalan dimulai dari mood pagi“. Bila mood pagi begitu indah, sepanjang haripun akan terasa mudah dan sebaliknya. Bila mood seperti petaka mungkin sampai malampun kita akan dapat neraka. Bener benar kutukan....

Apajadinya bila moodku bener benar celaka dini hari begini. Pukul 2! Aku sudah terbatuk dengan hebatnya tak sangka AC kamar lupa dikecilkan. Masalah belum juga usai karena seketika itupula aku tak bisa pejamkan mata. Rasanya bener-bener terisolir berada diantara orang-orang yang menikmati dunia mimpinya sementara aku masih terjaga.

Pukul 4.30 aku terjaga sekembali dari lelapku yang sama sekali tak menyenyakkan. Sepupuku telah bangun dan mempersiapkan bekal ke kantornya di dapur sepagi ini. Aroma nasi gorengnya mmenyeruak kamar. Sedikit banyak akau anti dengan menu satu ini. Miskin sayur! Namun bukan itu gerutuku makin menjadi. Rasanya badan ini pegal bergerak. Aku semakin bertanya-tanya apakah gara-gara driving golf semalam atau gara-gara kejadian dini hari ini. Aku hanya ingin pastikan pepatah itu tak berlaku. Itu saja! Kupaksa moodku untuk kembali ke level normal, sampai-sampai kakakku keheranan.

”emang mau kemana?“ Selidiknya saat melihat apa yang aku pakai.

Juluran lidah jawabanku bisa diartikan banyak makna. Pastinya aku ingin praktis hari ini. T-shirt lama yang kudapat di Mabung Kronr Thailand 2 tahun lalu, Celana kargo pinggang karet dan sepatu putih obral di Why Pay More Suntec City lebih menampakkan aku akan berlari pagi di senayan daripada ke kantor. Tapi inilah enaknya usaha sendiri hingga berpakaianpun bisa disuka sekehendak hati. Sedikit banyak moodku telah naik.

Nyata nya ini bukan awal yang baik karena mood itu perlahan dan amat sangat pasti menurun inchi demi inchi. Mulai dari perkara teknis maupun non teknis. Mulai dari AC workshop yang tak beres hingga menyisakan keringat bercucuran, kerjaan mengantri hingga jam makan siang, sementara badan makin tak mau kompromi. Belum lagi telpon salah sambung, komplain yang tak jelas, hingga aku harus berhadapan dengan beberapa pelanggan yang masuk dalam daftar hitam senyum kecutku.

Ambil contoh pelangganku: Mr. Tak tahu.

Karena seringkali dia datang dengan pikiran blank dan tak tahu apa yang disuruhkan oleh bossnya. Karena baginya tugas dia hanya membawa pekerjaan secara fisik bukan mendeskripsikannya! Tak kalah seru biasanya kami ikut berbengong menghadapi kebingungannya.

Atau Miss Soalnya!

Miss satu ini tak pernah tak menyebut kata soalnya. Satu kata yang lebih tepat adalah persoalannya sendiri tapi entah dia gemar sekali menjadikan hal ini menjadi masalah orang lain. Mungkin akan lebih bisa ditolerir bila dia mau menyisakan senyum atau sekelumit wajah simpati. Tapi dua hal ini terlalu jauh dari harapan. Kali inipun dia datang dengan persoalannya yang bikin geleng-geleng.

”Bisa dicepetin gak?“ selanya diantara orang-orang yang antri, ”soalnya aku bawa nasi, gak enak kalo nanti keburu dingin“ walah!
Tak cuman wajahku, air muka yang lainpun terlihat mulai keruh.
”Kalo telpon bisa pinjam gak?“ Selanya beberapa menit kemudian, ”Soalnya aku lupa tadi disuruh apa“

Please deh .......!!!

Moodku sesiang ini harus bertahan dari ciptaan Tuhan yang memang beragam. Seperti efek domino yang di mulai pukul 2 dini hari tadi digelindingkan. Moodkupun makin jauh dari kemudahan. Kuusahan untuk selaku berfikir positif dan senyum. Tapi rasanya ini tak lebih dari kemunafikan. Ada baiknya aku jadi orang yang menyebalkan hari ini. Ada kalanya bad mood perlu juga dinikmati!

“Ada payung” Suara Miss Soalnya terdengar lantang
“Buat apa” Jawabku penuh tanya. Tanpa meninggalkan nada tinggi. Dan wajah masam.
“Soalnya hujan diluar, Kalo balik kantor takut basah!”

Bener-bener gak modal!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 3/03/2005 04:39:00 PM -

1 Comments:

Blogger Kasih said...

u tak suka nasi goreng ker?

11:59 AM  

Post a Comment

<< Home