Pilihan-pilihan Kita
Monday, March 20, 2006
Secarik Perenungan
Bukan sesuatu yang menyesakkan bila di tengah jam tidur tiba-tiba muncul sms atau telpon dari seorang rekan, begitu pula saat jam kerja ataupun ditengah satu acara penting, dengan satu tujuan: Curhat!. Sebenarnya tak banyak yang bisa kuberi bagi mereka kecuali kedua telingaku, sepenggal semangat untuk meyakinkan bahwa tak ada masalah yang tak usai serta sebuah kunci untuk menjaga apa yang telah mereka percaya padaku. Banyak keputusan dan penyelesaian masalah aku kembalikan kepada mereka. Karena bagaimanapun merekalah lakon yang menjalani kehidupan ini. Merupakan satu hal yang penting bagi mereka untuk bisa belajar mengambil keputusannya sendiri dan berani untuk menghadapi konsekwensinya dengan segala resiko dan harapan yang telah di pikirkan dengan matang. Peran kecilku hanyalah memberikan sudut pandang netral … itu saja. Tak lebih dan tak kurang!
Semula sering kali aku dikejutkan dengan sms dan telpon curhat yang tiba-tiba datang. Dan ini berulang kali muncul justru bukan berasal dari teman-teman yang tiap hari aku temui atau sahabat-sahabat di lingkar hidupku. Melainkan dari mereka-mereka yang jauh bahkan tak lama mengenal. Bisa jadi waktu membawa permasalahan itu usai. Namun tak jarang aku seringkali terduduk bila mengingatnya. Terselip syukur ada percaya yang diamanatkan, terselip syukur aku bisa banyak belajar tentang hidup tanpa perlu perlu mengalami pahit getirnya sendiri, juga syukur bahwa semua ini lebih mendewasakan pikir dan hatiku untuk melihat hidup dengan lebih bijak!
Perenunganku menjadi semakin panjang tatkala masalah relationship dan cinta disentuh. Menggigil aku mendapati bahwa jarang sekali cinta mempunyai definisi paralel dengan keindahan, kasih, senyum, bahagia dan kata-kata positif serumpunnya. Keegoan, jerat, pedih, tangis justru menjadi beberapa kata yang nyata mengekor pada kata cinta. Benarkah ini adanya, ataukan ada satu hal yang salah dalam memaknai cinta? Sehingga kata cinta begitu mudah untuk menjadi satu sosok kambing hitam atas ketidak beresan saat pilar relationship di bangun.
Taruh kata banyak orang mengatas namakan cinta untuk mengikat pasangannya. Mengikat dengan berbagai peraturan mulai dari bergaul hingga berpakaian, mulai dari bertutur hingga berkarir. Belum lagi karena kata cinta banyak orang bersikap irrasional “menyengsarakan” diri hanya untuk memenuhi tuntutan pasangannya atau bersikap “rela” atas perlakuan yang “tak jelas” dari pasangannya. Duh! Begitu sulitnya hidup ini akhirnya dijalani! Sekali lagi ini hanya karena cinta dan cinta. Benarkah.
Aku tak pantas menjawabnya!.
Aku hanya tahu satu hal sederhana.
Cinta itu adalah kasih. Dia memiliki tapi tidak menguasai, dia menumbuhkan tapi tidak mengikat dan dia juga menghangatkan jiwa tapi tidak menghanguskan. Sudah pasti kondisi yang equal menjadi satu ideal ideal. Tak ada pihak yang berkorban dan dikorbankan hanya karena dalih “atas nama cinta”. Justru memberikan kontribusi untuk saling menumbuhkan dan menghangatkan itulah esensinya.
Akupun hanya tahu hal sederhana.
Bahwa relationship adalah satu simbiosis mutualisme. Bukanlah satu relationship yang tepat bila tak ada hal positif yang bisa saling ditumbuhkan dan di kontribusikan oleh setiap pasangan. Terlebih lagi bila tak ada satu tujuan positif yang ingin bersama digapai, untuk apa kita harus dalam jerat ketidak pastian satu relationship. Tentunya akan membuang waktu dan tenaga bila kita tak tahu kemana biduk akan terbawa dan tak ada pembelajaran berharga yang bisa saling membuat kita dewasa. Baik secara pikir maupun religi kita.
Dan juga aku hanya punya pendapat sederhana.
Hidup ini sulit bahkan bisa dikata teramat sulit. Kenapa kita jarang berfikir untuk membuatnya lebih mudah dan indah. Bagaimanapun akan seperti apa hidup kita adalah pilihan kita bukan takdir kita. Kita punya pilihan untuk mempunyai kehidupan relationship dan cinta yang sengsara dengan mempermasalahkan banyak hal kecil yang tak berguna, berfikiran negatif dan curiga, mengikat pasangan kita dan berkutat dengan keegoan kita. Kitapun punya pilihan pula untuk mempunyai kehidupan relationship dan cinta yang penuh bahagia dengan selalu berfikir positif tentang berbagai hal, menjaga komunikasi dan pengertian, bertoleransi dan berkompromi, juga saling tumbuh dan mendewasakan. Ingin membuat hidup kita sulit atau mudah itu semua ada pada pilihan kita. Ada di tangan kita. Masalahnya tinggal kita berani untuk menghadapi kenyataan atau justru berlari darinya.
Sepenggal Hatiku …
Ku selimutkan harap dan ikhlasku di hadirmu
Kuletakkan ingin kita di rengkuh-Nya
Agar menjadi kehendak-Nya
Sepenggal Hatiku …
Saat kita awali langkah kita diatas nama-Nya
Moga kita bisa menjejak untuk bijak
memaknai cinta sederhana yang kita miliki
Biar selalu ditangkupkan rasa ini
..............
Ku khan ajak kau melalui hidup ini
Dengan mudah …….
posted by kinanthi sophia ambalika @ 3/20/2006 03:17:00 PM -
11 Comments:
Tuhan memberikan kita 2 telinga dan 1 mulut, agar kita lebih banyak mendengar.
Hidup memang sudah susah, dan seyogyanya kita tidak membuatnya lebih susah kan ?.
Waduh, siapa nih sepenggal hatimu ?... Hmmmmmmm ....
selamat ya..... akhirnya kau temukan pelabuhan hatimu, dan aku turut berbahagia untukmu. :-)
dan terimaksih aku mendengarya sendiri :-)
To mamat:
Falsafah yang bagus mat :) ...
To Isna:
Many tx friend.
setuju sam ...
cinta itu seharusnya menenangkan jiwa...
ya ndak sam???
kalau cinta itu bikin kemrungsung... walah.. bisa jadi hidup ini ndak tenang..
bgmn pun... tulisan kamu itu sepenuhnya benar..
dan semoga... kamu dapat mendapatkan jiwa yang tenang dalam mencintai... (sopo ya?? hehehe)
To Gita:
Tepat sekali. Jempol 4 buah :)
To Retnanda:
Sopo yo mbak kekekeke
To Woro:
Amien2... moga juga satu saat ada He yang akan membisikkan hal itu padamu.
........*speechless* lagi2 tercekat sama tulisan indahmu Sam :)
Mengenal teman curhat sepertimu adalah anugerah!! recycle bin friend..gitu biasanya aku nyebut temen2 yg mau denger keluh kesah. Kadang kita hanya pengen didengar dan diyakinkan ttg putusan2 yg akan kita buat. Just that simple ! Tapi tidak semua orang bisa dan mau memberikan telinganya utk mendengar dan hatinya untuk berempati merasakan...duuh jadi ikutan posting di koment nih lama2..hehe..
dan sekali lagi.....who's that lucky gal'? I'm happy for you Sam :)
terkadang curhat sm orang yg tak begitu mengenal kt itu jauh lbh mudah mas..karena terkadang kt cmn pengen didengarkan tanpa perlu ada penilaian
Alangkah senangnya bisa berbagi...melepaskan secuil penat lewat keluh yang dititipkan, pada siapa yang bersedia menyimpan...
semoga...:)
ya bersyukurlah karena kita masih punya teman.. salam
Pujangga sejati.. duh..mas..kata2mu membuat hati trenyuh..
Post a Comment
<< Home