Petualangan Backpacker Lombok [Part 2]

Thursday, April 27, 2006


By Sam ( 24032006.15.58)
Secarik Cerita Perjalanan Bali Lombok 12-17 April 06


Alarm Hpku mengerang tepat pukul 05.00 WITA. Aku bergegas mandi, sholat dan menyiapkan kameraku. Demikian juga dengan Mamat. Aku lebih dahulu berhamburan keluar kamar menuju Pantai yang berada tepat di depan penginapan kami. Subuh mulai merekah. Perlahan Gurat saga mulai menyemburat. Beberapa frame aku buat sebelum kehilangan moment. Aku hanya bisa bergunam kagum dengan kesemua ini. Luar biasa! Jelang matahari mulai naik kami berenam larut dalam kegembiraan untuk berfoto session. Tak tanggung-tanggung seperti saat kami tiba di Garuda Wisnu Kencana Bali tempo hari dimana serta merta kami punya ide untuk berfoto diantara karang dengan sarung-sarung yang kami bawa seadanya. Disinipun demikian, berpuluh pose terekam di kameraku. Sebagian adalah photo-photo “private collection” yang mengingatkan kami pada film baywach ala bombay. Hahhaha.

Cukup dengan pose-pose “panas”. Kami angkut semua properti kamera ke kamar dan kami ganti dengan peralatan snorkling. Hingga pukul 09.30 kami tak memperdulikan sengatan matahari untuk merasai kesegaran pantai ini lebih lama dan lama lagi. Panas matahari memberikan pantulan yang tak terkatakan disetiap kilau air dan jernihnya permukaan bawah laut. Sepertinya kami enggan untuk beranjak. Tapi apa mau dikata akhirnya aku menyerah karena tanganku sudah kemerahan sedemikian hebatnya. Perih dan gatal! Kami berlari ke penginapan untuk bilas. Kupastikan bahwa kulitku akan menghitam, gosong dan perlu berbulan untuk kembali. Aku tak peduli. Sembari menunggu sarapan yang telah kesiangan aku kembali berjalan ke dermaga untuk membuat photo, sementara rekan lain sibuk bersepeda dan Mamat membeli tiket boat untuk pulang.

Pukul 11.00 WITA panggilan kepada kami untuk segera naik boat berulang kali diteriakkan. Bergegas kami naik boat tanpa sempat sarapan yang telah disediakan. Rasanya tak cukup kunjungan kali ini. Tapi apa mau dikata Jemputan mobil charteran kami telah menuju Bangsal. Dalam gelombang sedang dan waktu menyeberang 20 menitan kami telah meninggalkan Gili Trawangan dengan bertangkup kerinduan untuk kembali nantinya.


Photobucket - Video and Image Hosting


Agak lama kami menunggu mobil charteran kami yang tak datang. Terlihat bangsal sedemikian panas dan teriknya. Kesibukan beberapa orang yang akan menuju gili Trawangan dengan Boat sangat padat. Anak-anak pantai yang kusam berlalu lalang dengan tangan di ulurkan untuk minta sedekah. Tak kepalang mereka akan mengumpat bila tak diberi uang. Sungguh menyesakkan. Beruntung mobil kami segera datang dan kami berencana menuju Senggigi dengan melalui jalan yang berbeda dari jalan yang kami lalui kemarin. Kami menyusur tepi pantai barat dengan medan berkelok dan menanjak yang tak kalah serunya. Setiap tikungan membawa kami kembali pada pemandangan teluk dan semenjung yang berpadukan gradasi biru laut yang membuat kami tak terkatup. Fantastik!

Kami tak singgah di Senggigi karena langit mulai gelap dan hujan mulai datang. Kami menuju Kampung Sade- Rambitan dimana kami bisa melihat adat dan budaya suku Sasak yang masih bertahan dengan segala keunikannya. Sayang sekali hujan belum berhenti hingga beberapa jepretan sulit untuk aku ambil. Kamipun akhirnya berlalu ke Tanjung An untuk melihat matahari terbenam. Tanjung ini ada di sebelah selatan Lombok. Berdekatan dengan Novotel Lombok. Perjalanan ke sana cukup berkelok dan sulit. Beruntung Sopir charteran kami cukup pengalaman dan tahu jalan. Menyusur hujan dan jalan liat akhirnya kami sampai di tanjung An tanpa mendapat sunset karena gerimis masih berlanjut. Sekali lagi Tanjung ini memberi warna menakjubkan. Selain hamparan karang-karangnya. Tanjung ini memiliki beberapa jenis pasir yang berbeda di setiap teluknya.

Berlanjut kami mengunjungi Desa Suka Sara tempat kerajinan tenun tangan. Sayang sekali hobyku untuk mengoleksi kain mesti tertunda karena mahalnya harga tenun tangan disini. Kamipun beralih ke Desa Karbella tempat pengrajin mutiara berkumpul. Beberapa toko telah tutup membuat kami tak banyak pilihan. Aku telah lelah dengan perjalanan panjang hari ini. Sempat aku pilihkan sebentuk cincin mutiara yang di ikat perak untuk dia yang menungguku, yang kurindui selama perjalanan. Dengan berbagai pertimbangan skenario untuk menginap di Senggigi kami batalkan. Meski harus merelakan tak bisa melihat sekawanan lumba-lumba bermain seperti perjalanan siang kemarin. Segera malam ini kami akan kembali ke Bali dengan ferry tengah malam. Bisa jadi kami tak mandi. Tapi kami berupaya untuk bisa menghemat waktu perjalanan. Beruntung sekali saat makan malam di Resto Ayam Taliwang 3eM terdapat fasilitas mandi dan sholat yang cukup bersih. Kami berkesempatan untuk mandi dan sholat berjamaah. Kesempatan ini terasa luar biasa mengingat selama 5 hari kebersamaan kami belum pernah sekalipun kami sholat berenam.

Planningku, kami kembali ke Denpasar dengan naik bus di Lembar. Hal ini akan menghindarkan kami untuk bertemu calo dan preman pelabuhan di Padang Bay nantinya. Tapi rupanya tak ada bus untuk perjalanan malam. Kamipun memutuskan untuk memikirkannya setiba di Padang Bay nanti. Kami cukup lelah. Mestinya kami beruntung karena ferry yang kami tumpangi untuk keberangkatan pukul 24.00 malam ini adalah ferry yang kemarin kami naiki. Hanya rupannya permainan calo demikian menggila sehingga upaya kami untuk mendapatkan kamar ABK nyaris tak bisa. Beruntung saat perjalanan kami kemarin kami mengenal para ABk dengan baik. Mereka akhirnya menyerahkan kunci kamar dengan pesan untuk menggunakannya setelah kapal berjalan. Duh!

Photobucket - Video and Image Hosting

Aku menghela nafas mengingat perjalanan ini terutama selama backpacker di Lombok. Moga kejutan-kejutan tak terduga itu tak terulang lagi. Cukup sudah. Tak sangka begitu banyak calo dan preman yang menyulitkan anak negri sendiri untuk menikmati alamnya. Perjalanan ini melelahkan sekaligus menakjubkan. Tak ada yang kami sesali kecuali syukur kami bisa belajar banyak dari setiap langkah perjalanan kami. Waktu yang tersisa 1 hari ini sebelum kepulangan kami ke jakarta ingin aku habiskan untuk santai di Pantai Kuta. Paten tak bisa diganggu gugat! Aku jadi tersenyum karena sejauh ini telah ada 1077 Photo di kameraku dan 150-an lagi di Kamera rekanku. Aku jadi terpikir untuk menghitung budget bila semua dicetak. Uwahhh!

# # # #

“Minggir-minggir!”
“Brenti! Hayo minggir,”

Suara teriakan dan ancaman keras itu berasal dari 2 mobil colt dan 3 sepeda motor yang memepet dan mengejar angkot yang kami tumpangi selepas kami keluar dari pelabuhan Padang Bay. Tak disangkal di tengah pagi buta, di tengah tebing dan jurang sepi begini, kami berenam bersama sopit angkot dan 2 penumpang lain diburu sekelompok calo dan preman dengan ganasnya. Kami sama-sama kehilangan nyali.

Ya Allah, rupanya kejutan itu belum putus hingga detik ini. Terlihat para calo dan preman pelabuhan yang menghentikan kami sangat marah karena kami tak mencharter mobil mereka. Jelas kami akan memilih Bus yang lebih murah daripada mencharter mobil mereka dengan harga mencekik. Tapi disaat seperti ini kami tak ada pilihan lain kecuali minta di jemput oleh sopir kantor cabang Retnani yang ada di Denpasar. Tak kepalang tanggung mereka yang bertampang sedemikian kasar dan tak bersahabat mengintrogasi kami hingga detail. Menanyakan mobil, sopir dan segala hal mengenai penjemputan kami. Mereka tak percaya. Tak sampai disitu di tengah ketakutan dan jauhnya kami dari pemukiman mereka tetap mengancam kami untuk membayar meskipun kami dijemput! Kami bagaikan disandera karena tak biarkan bisa kemana-mana tanpa pengawasan mereka. Ditengah kondisi yang terjepit kami memutar otak dan akhirnya berhasil berunding untuk menunggu mobil jemputan kami di tempat yang strategis dan terlihat banyak orang.

Sedikit lega karena begitu hari menjelang pagi di tempat kami menunggu tersebut ada polisi yang berpatroli. Mereka tiba2 menghilang entah kemana. Tapi kami sama sekali tak mendapatkan bantuan yang memuaskan dari para polisi di sana. Akhirnya kami putuskan untuk menunggu jemputan di pos polisi terdekat dengan naik kendaraan umum karena kamipun kawatir dengan keselamatan diri kalau kami tetap disana. Kami aman di pos polisi ini meski hati kecilku sama sekali tak puas. Polisi di sini sepertinya tahu dengan segala macam praktek di pelabuhan tersebut namun mereka tak bisa berbuat banyak dan cenderung berkompromi dengan konsidi ini. Ah! Setali tiga uang. Aku sendiri dalam keputus asaan.

Begitu mobil yang menjemput kami datang kelegaan benar-benar kami rasakan. Penyanderaan tadi menjadi cerita seru. Tak disangka kami akan mengalami puncak perjalanan ini dengan kejadian yang menakutkan dan hampir membuat kami kehilangan harapan. Tak usainya kami bersyukur. Sama tak usainya dengan keheranan dengan kondisi negara ini yang penuh calo. Semua hal yang demikian mudah di buat sulit hanya karena premanisme. Aku jadi ingat sebuah iklan rokok di TV “Kalau bisa mudah, Kenapa harus dibikin sulit?” entahlah. Itulah ajaibnya negri ini.

Photobucket - Video and Image Hosting

Tips Backpacker ke Lombok:

1. Rencanakan perjalanan anda dengan matang. Data-data lapangan dari sesama rekan backpacker yang pernah berkunjung ke lokasi tersebut sebaiknya dipertimbangkan. Berhubung banyak sekali hal yang tidak sama antara praktek di lapangan dengan buku-buku wisata yang menjadi acuan kita.

2. Hindari praktek-praktek percaloan dan premanisme yang biasanya terjadi di pelabuhan. Sedapat mungkin naik bus dari Ubung Bali dan turun Mataram Lombok atau sebaliknya untuk meminimalkan mencari angkutan di setiap pelabuhan.

3. Pastikan jadwal-jadwal perjalanan kapal/ferry sehingga kita bisa memprediksi waktu dan menghemat biaya karena bisa memakai tarif resmi.

4. Bila waktu anda mepet menyeberanglah saat tengah malam ini akan menghemat (5 jam) waktu anda sehingga siangnya bisa digunakan secara penuh untuk melakukan kunjungan wisata yang lain.

5. Usahakan untuk menjalin relationship yang bagus dengan penduduk atau pihak-pihak yang berkepentingan. Catat nomor- nomor kontak mereka. Seringkali dari merekalah kita akan banyak mendapat pertolongan tak terduga.

6. Untuk rombongan ada baiknya anda mencharter mobil. Selain lebih irit dan tidak banyak membuang waktu banyak lokasi di lombok yang sulit terjangkau angkutan umum.

7. Setiap kejadian adalah bunga perjalanan nikmati dan syukuri. Jangan sampai mengganggu tujuan anda untuk bergembira selama berwisata.

Salam Ransel Di Pundak!


posted by kinanthi sophia ambalika @ 4/27/2006 07:29:00 AM -

5 Comments:

Blogger unai said...

Asik yang pertama...Duh sampe gitu ya mas..serem banget..untung kalian berbanyakan, jadi tegangnya bisa dibagi...tapi..pastilah semuanya menyanangkan..fotonya keren keren...aku tunggu kiriman fotonya..Ok

10:01 AM  
Blogger Sisca said...

Mas Sam, diterima repotnya ..seperti benar2 berada kesana.

Bagi2 tips pula, yg paling berkesan selain tulsiannya,ngelihat poto2 mas sam yg gaunteeng..suuueerr...ateltis euh...

5:40 AM  
Blogger ime' said...

bos Sam, selamat!!! anda berhasil membuat saya sirik!!!! *tapi, anda tetap bukan juwita, hahahah... BOBO banget :P*

tapi seriously, foto-foto lo keren abis. i like it a lot. especially the sunrise thingy and that extraordinary-perfect-blue picture next to it.

bener-bener ngebuat gue pengen manggul ransel gue lagi... *kapan yah???*

10:46 AM  
Anonymous niiea said...

Mantap!! :)
Kapaaannn yaaa....bisa terwujud backpacker ke Lombok???

Tp..ceritanya baguss, gambarnya kerennn..!

3:17 PM  
Anonymous hadi said...

lagi browsing2..dapet blog ini...disini ada guide ke lombok bisa di liat2 dulu sebelum traveling.. :)
http://balegili.com/

1:56 PM  

Post a Comment

<< Home