Testi Di KTP Online

Thursday, February 01, 2007

By Sam (31012007-22.35)
Langkahku


Harus aku akui dengan acungan jempol untuk pencetus ide website KTP online di Internet dengan nama Friendster. Ide sederhana untuk membuat networking antar beberapa personal dengan menampilkan CV dan photo rupanya mampu menjaring jutaan orang di seluruh dunia untuk menjadi warganya. Tak hanya individu, lembaga dan perkumpulan, sekolahpun tak sedikit yang berbondong membuat KTP gratisnya di sana. Seakan tak ada masyarakat internet modern yang tidak memilikinya. Sejauh dicermati sebenarnya telah banyak web model seperti ini yang hadir dan saling mencontoh untuk eksis dan menjaring peminat. Semisal faceparty dan tag. Bahkan belakangan KSI milik plasa.com pun ikut mengadop kesuksesan Friendster untuk layout webnya. Namun tetap gaung Friendster belum tersurutkan bahkan tertandingi oleh web sejenis. Asumsi sederhana untuk menganalisa kesuksesan friendster adalah adanya unsur komunitas dan userfriendly yang sangat dominan ditampil dan jadi tujuan yg terus diperbaharui secara berkala. Tidak saja tampilannya tapi juga feature dan kapasitas memorynya.

Kesukaanku menyebut KTP online sebagai julukan Friendster bukan tanpa alas an. Setidaknya itulah fungsi baku Friendster di era pergaulan virtual yang jadi life style di masyarakat modern ini. Sebagai KTP!. Dengan mudahnya kita bisa bertukar dan saling melihat biodata serta sekelumit dunia kita, ingin kita melaluinya. Pertemanan, persahabatan bahkan jodoh bisa dimulai dari sini. Bertemu teman baru, menemukan teman lama itupun bisa dimulai dari sini. Termasuk pencarian sebelah jiwakupun berawal dari sini, tak kupungkiri!.

Feature andalan Friendster yang tak ada duanya adalah tampilan photo yang bisa mencapai 50 buah dari 12 buah yang dipatok semula. Kenarsisan cukup bisa ditampung dan ditampilkan dengan mudah. Fitur lain adalah testimony. Ruang pendapat mengenai si pemilik KTP bisa diisi siapa saja dan ditampilkan sesuai dengan approval si empunya. Kita tak perlu membaca biodata dengan terperinci. Cukup membaca testi ini gambaran mengenai si empunya KTP jelas terungkap lewat deretan kalimat jujur dan spontan. Tak heran beberapa orang menjadikan testi ini sebagai buruan bak berlomba memperoleh polling suara terbanyak. Dan malah beberapa orang begitu rajinnya mengirimkan lebih dari satu testi untuk beberapa personal.


Seperti pengamatan seorang rekan, belakangan fenomena testi telah mengalami perubahan fungsi. Dari sekedar pernyataan pendapat menjadi ajang untuk berkirim ucapan dan motivasi meski di friendster telah ada medianya tersendiri. Meski bisa dikatakan tak tepat dan melenceng dari fungsi bakunya namun cara ini lumayan ampuh untuk menyebarkan “popularitas”. Walau bisa dinilai bagai melakukan kampanye terselubung untuk menyebarkan kenarsisan. Shah-shah saja jalan ini ditempuh. Meski pada akhirnya agak mengganggu untuk sebagian orang yang ruang testinya di bombardier dari testi yang dikirmkan berulang dengan konten yang tidak tepat.

Beberapa minggu lalu seusai UAS di kampus dan kubagikan nilainya pada para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Study Kelayakan Bisnisku, kutemukan bentuk fungsi lain dari sebuah testi di Friendster. Fungsi yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan akan ada di ruang ini. Dari KTPku yang ter add di KTP beberapa mahasiswaku tertelusur ada satu chatting antara mereka mengenai UAS dan nilai mata kuliah yang aku berikan. Tak tanggung tanggung mereka membicarakannya terbuka di ruang pendapat, di ruang testi!. Bersahutan antar beberapa mahasiswa. Aku hanya bisa tertawa, menggeleng dengan menarik beberapa kesimpulan dalam pertanyaan samar. Kesalahan dalam penempatan mediakah atau luapan dari kreatifitas yang tak tepat. Masih beruntung bila yang dibicarakan adalah project selama mata kuliahku. Tapi ini bukan. Ini gossip … duh! Nyatanya bukan TV saja yang bisa terambah gossip. Testi di friendsterpun kini mulai tak luput. Dan tak hanya bintang sinetron. Dosenpun bisa jadi bahan hangat perbincangan.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 2/01/2007 01:15:00 AM -

5 Comments:

Blogger si Ono said...

Sisi menarik lain dari KTP online adalah, status!

Bukan kontradiksi mengenai Kawin dan Tidak Kawin atau Belum Kawin seperti yang tertulis dalam KTP "offline" (new terminology, right?), namun dengan KTP ini, kita tidak perlu menerka-nerka posisi aktual seseorang....untuk lebih jauh dalam meng-aproach dia.....

Is she "Single" so it means Available
"In A Relationship", means there's a litte hope
"Married", quite closed opportunity actually...
Or Domestic Partnership....hmmm this is interesting....

Which one do you prefer?

6:36 AM  
Blogger -ian- said...

makanya pak dosen, kasih nilai jangan jelek2, haha

3:28 PM  
Blogger Unknown said...

Haiiiii.... ternyata se-ide dengan tulisan di blog saya beberapa waktu lalu di blog friendster. paragraf terakhir nya berbunyi kayak gini:

Karena itu, sebaiknya tidak usah menyempitkan arti testi hanya sekedar kesaksian teman. Sekarang, testi berarti ruang kesaksian, kotak surat, atau sekedar tempat lain untuk membuat penampilan kita cenderung menjadi lebih colourful.

Jika sedang menulis keterangan tentang siapa kita (About me) bayangkan orang-orang dengan pede-nya bilang: "UNTUK MENGETAHUI siapa saya, lihat testi saya ajah". Lha, testi nya cuman berisi video klip, met ultah, met sore, met bobo. malah gak keru-keruan.

5:10 PM  
Blogger Trian Hendro A. said...

status yg excited: so complicated.. :)

'salah'nya pak dosen, gaul di internet. atau 'salah' muridnya, tidak tahu kalo dosennya "netalholic".

10:14 AM  
Blogger imgar said...

yang lucu adalah ADA orang gak kenal tapi minta kita nulis testimonial buat dia..

gimana bisa ya?

8:54 AM  

Post a Comment

<< Home