Daging Kornet

Friday, January 21, 2005

By Sam (210105.14.16)

Idul Adha tak lepas dengan hewan qurban. Mulai dari semarak baunya, hingga pesta aroma daging gulainya. Keasyikan tercipta saat kebersamaan setelah sholat Id dan berkumpul saat penyembelihannya … meski tak tega, bau, repot, ribet namun itulah makna bersama. Makna memberi keiklasan dan membasuh nafsu duniawi.

Tahun ini ada hal beda … daging qurban berupa kornet mulai dikenalkan. Praktis. Jauh dari bau, repot dan ribut plus pemandangan tak tega. Hal syah tidaknya dari kacamata agama terbisik jadi wacana. Antara anti dan pro dengan segala batas pemahaman dan sudut pandang pemikiran muncul ke permukaan.

Bagi aku teknologi & perubahan juga kemajuan bukanlah barang haram apalagi bisa sepakat dengan agama sebagai landasan. Ada yang lebih kompeten bicara dan memutuskan hal ini. Meskipun dalam hatiku tersisa satu pertanyaan ... akankah dalam indigrient daging kornet itu ada terkandungan „kebersamaan“ nya. Setidaknya 50% dari nettonya? Ataukah hanya cukup Label praktis sebagai penggantinya? Mungkin akan lebih inovative bila telah ada macam rasa didalan kalengnya. Pilih rasa rendang atau balado.

Memberi bukanlah sekedar merelakan uang menguap hilang. Namun lebih dari itu. Dengan memberi bisa terciptakan satu jembatan antara kekayaan hati penderma dan cinta Tuhan. Satu ikatan batin dengan sesamanya. Ini bukanlah hal yang praktis!

posted by kinanthi sophia ambalika @ 1/21/2005 02:47:00 PM -

1 Comments:

Blogger M Fahmi Aulia said...

assalamu'alaykum wr wb

justru daging qurban dalam bentuk kornet merupakan salah satu upaya mencapai 'kebersamaan'...
- kebersamaan menikmati rizki dan nikmat dari ALLOH SWT
- kebersamaan berbagi daging qurban dengan saudara-saudara kita yg nun jauh di sana...

untuk lebih jelasnya, bisa baca di artikel ini.

intinya: kebersamaan yg hendak diraih dg daging qurban dalam bentuk kornet, justru jauh lebih luas... :)

wassalamu'alaykum wr wb

10:42 PM  

Post a Comment

<< Home