Kota Kertas Kardus

Friday, January 21, 2005

By: Sam (210105.13.36)


Tiga hari yang lalu langit mengguyur tak pernah terpuaskan …. Basah, malah terlau berair. Seperti tahun sebelumnya, tahun lalu, lalunya lagi dan lagi. Banjir tak terelakkan. Ritual tahunan yang terpaksa direlakan untuk di maklumi ... tradisi tahunan yang tak bisa membukakakan mata hati. Apakah terlanjur dinikmati? Dua hari terguyur beberapa area kembali tergenang, pengungsi naik ke jalanan dan denyut nadi kota tersendat merayap, lumpuh!!! Sedemikian rapuhkah kota ini?

Kota ini berdiri bagai tatanan kotak kardus yang tertumpu pada ranting dan daun kering. Kemarau akan tersulut apinya, penghujanpun akan menghanyutkannya. Kota yang terpondasi bukan dengan hati dan pemikiran masa depan tapi pada hal sesaat dan seteguk keuntungan. Kota yang kehilangan dinding nuraninya juga atap keadilannya. Lalu kemana anak-anaknya bisa berlindung?

Kota ini terlalu banyak kutuk, jeritan dan harapan .. namun matanya masihlah terpejam. Masih berapa lama lagi kita menunngunya untuk bangun. Haruskah ditunggu? Mengapa tak bersama dibukakan matanya?

posted by kinanthi sophia ambalika @ 1/21/2005 02:45:00 PM -

0 Comments:

Post a Comment

<< Home