Wedding Announcement

Friday, March 30, 2007

By Sam (30032007.12.00)
Langkahku




________________________________

Bambang Samiono / Sam
&
Yeni Puspitasari/ Yeni

have the honor of announcing our marriage.

Akhad:
Al Bina Mosque Senayan Jakarta
31 March 2007

Wedding Reception:
Wisma Kagama Yogjakarta
07 April 2007

Your best wishes will be in our hearts on this joyous day


________________________________

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 3/30/2007 11:49:00 AM - 9 comments

Segurat Bait Untuk Sebelah Jiwaku

Thursday, March 22, 2007

By Sam (09102006.19.30)
Langkahku
Sebelah Jiwaku ...
Semasa kumaknai arti kehadiranmu
Ku selimutkan syukur dan ikhlas dilarik langit ungu
Kubentangkan sayap-sayap asa putih di bahuku
Tuk terbangkan sebentuk cinta sederhana yang terenda untukmu

Sebelah Jiwaku ...
Di atas nama-Nya Tlah kuikatkan cinta kita
Ku pahatkan doa dan yakinku di hadap-Nya
Pula ku tebarkan asa ketenangan yang kita pinta
Agar selalu jadi kehendak-Nya
Untuk menggenapkan tiap jengkal langkah kecil ingin kita

Sebelah Jiwaku ... dalam dekapmu, dalam sujudku
Kuajak serta jiwamu untuk melalui jalan ini dengan mudah
Dan kuajak sertamu ... bersama MENJEMPUT IMPIAN

Jakarta, 09 November 2006

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 3/22/2007 07:53:00 AM - 8 comments

Bepergian = Buah Tangan

Friday, March 02, 2007



By Sam (01032007-06.38)
Renungku


Lazim, untuk menitipkan atau meminta buah tangan saat teman atau kerabat kita pergi jauh entah luar kota atau negri. Bahkan sedemikian lazimnya hingga mendengar kata bepergian saja bayangan kita sudah merujuk ke buah tangan. Padahal pergi bukan berarti bersenang senang, bisa jadi karena ada urusan keluarga, bisnis atau tradisi mudik. Dan aku adalah satu anomaly, segelintir orang yang berusaha untuk tidak meminta buah tangan itu kalau tidak benar-benar membutuhkan.

Beberapa tahun lalu saat akan melawat ke negri jiran bersama 2 kakakku sms kuterima bertubi dari beberapa rekan dan teman dekat meminta dibawakan buah tangan ini dan itu. Herannya seorang sahabat di Surabaya mengirimkan satu sms berbeda begitu mendengar aku akan melawat “hati-hati ya di sana, have fun & balik dengan selamat” begitu kira-kira isinya. Dengan heran aku tetap simpan sms itu hingga beberapa minggu kemudian.

Perjalanan 10 hari kami akhirnya tak sepenuhnya ternikmati karena sebagian waktu lebih banyak digunakan oleh kakak-kakakku untuk memikirkan buah tangan dan pesanan untuk sanak saudara dan rekan-rekan. Lebih menggenaskan lagi kami harus berurusan dengan pihak imigrasi di Tuas (perbatasan Singapore-Malaysia) karena masalah cinderamata yang kami bawa dari Kualalumpur yang demikian banyak dan sebagian besar dari metal. Bukan itu saja gara-gara buah tangan ini, kami kelebihan bagasi hingga harus menanggung denda 800 Euro (Kurang lebih 9,6 juta!) berhubung kami naik KLM yang kapasitas bagasi perorangnya hanya 20Kg. Duh! Beruntung kami bisa menitipkan sebagian koper pada seorang bapak yang bekerja di kedutaan yang akan balik Jakarta. Bila tidak?

Belajar dari pengalaman itu meskipun sederhana tapi tak pernah terpikir bahwa pesanan-pesanan kita kadang merepotkan orang lain tanpa kita sadari. Hal ini menjadikan aku teringat sms rekanku yang masih aku simpan dan berusaha untuk menitipkan doa daripada buah tangan saat ada rekan yang pergi. Setidaknya Aku lebih sering memilih minta diberi buah tangan berupa photo-photo moment panorama ditempat tujuan daripada yang lain.


Namun demikian seringkali sahabat dekat tetap membawakan buah tangan meski tak aku minta dan seringkali aku tolak. Dan hitung-hitung aku hitung ternyata kebanyakan mereka membawakan kaos Hard Rock! Entah apa pertimbangannya. Karena itu identik dengan tempat yang dikunjungi atau yang lainnya. Pastinya buah tangan ini akhirnya jadi koleksi karena beragam asalnya, mulai dari Bali, Sydney, Manila-Makati, Kualalumpur, Singapore, Moskow juga Pattaya. Tak tanggung-tanggung semua berwarna hitam namun demikian tak ada satupun yang sama ukurannya meski berlabel size S. Kalau tidak lengannya lebih panjang pasti badannya atau setidaknya badannya yang lebih lebar. Apakah ini satu muatan lokal yang disesuaikan dengan proporsi pemakai atau tidak aku tak tahu. Pastinya kesemuanya tak ada yang benar-benar nyaman dan pas untuk dipakai! Mengherankan sekali, kenapa untuk brand sekuat Hard Rock justru kaosnya tidaklah senyaman dan se-standard ukuran brand lain. Giordano misalkan.

Giordano sebagai merk yang tumbuh di Hong Kong sebenarnya cukup representatif untuk dijadikan cindera mata karena di Asia cukup berkibar dan selalu memberikan muatan lokal pada desainnya (kecuali Giordano jakarta). Cuman satu keanehan bahwa bahan Giordano di luar lebih bagus dan elastis dibandingkan yang berada di Indonesia. Entahlah!

Kembali aku pikir tak adil kalaupun aku masih harus mengkritik buah tangan ini. Karena esensinya bukan pada barangnya melainkan satu perhatian bahwa kita masih berada pada lingkar kasih sayangnya.

Labels:

posted by kinanthi sophia ambalika @ 3/02/2007 09:51:00 AM - 9 comments